"Kita harus apresiasi itu. Ini menggemberikan umat Islam, terutama kalangan pondok pesantren," ujar Nusron dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (29/6/2014).
Menurut Nusron, langkah ini membuktikan komitmen Jokowi dalam menempatkan pesantren sebagai pilar penting untuk mengimplementasikan revolusi mental berbasis ahlussunnah wal jamaah di Indonesia.
Ia menilai, fundamen terpenting dalam revolusi mental adalah bangunan akhlakul karimah atau budi pekerti bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia yang nasionalis dan religius dapat ditanamkan oleh para santri dan guru-guru mengaji di pondok pesantren.
Selain menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri nasional, lanjut Nusron, revolusi mental berbasis ahlussunnah wal jamaah juga harus mampu membangkitkan tradisi mengaji di kalangan anak-anak bangsa Indonesia.
"Tradisi mengaji di pesantren, surau, langgar, mesjid dan rumah-rumah di petang hari, makin hari makin tergerus oleh modernisasi, dan sikap glamour," imbuhnya.
Selain itu, jelasnya, kurikulum pendidikan yang memberatkan anak, konsumerisme dan siaran televisi yg lebih bernuasa hiburan yg berlebihan juga menjadi faktor lain yang menggerus kebiasaan mengaji anak-anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.