Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai Saat Ini, Biaya Perawatan TKW Sihatul Capai Rp 158 Juta

Kompas.com - 25/06/2014, 18:31 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com
 — Biaya perawatan Sihatul Alfiyah, tenaga kerja wanita yang sampai saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, setelah kepulangannya dari Taiwan mencapai Rp 158 juta.

"Sejak 7 Mei sampai hari ini, 25 Juni 2014, biaya perawatan Sihatul mencapai Rp 158.116.025 rupiah. Terbanyak memang untuk pembelian obat yang mencapai Rp 30 juta. Kalau dirata-rata, per hari biaya untuk perawatan Sihatul mencapai Rp 3,2 juta. Dan hari ini sudah masuk hari ke-48," kata dokter Taufik Hidayat, Direktur RSUD Blambangan kepada Kompas.com, Rabu (25/6/2014).

Menurut dia, selama ini biaya masih ditanggung oleh pihak RSUD Blambangan sebagai bentuk komitmen awal untuk merawat Sihatul pasca-koma 8 bulan di Taiwan.

"Kami sudah memberikan penjelasan kepada tim dokter yang saat ini berjumlah 9 orang. Alhamdulillah mereka memahami dan tetap memberikan perawatan yang terbaik untuk Sihatul. Tidak ada yang mempermasalahkan kalau seandainya jasa mereka tidak dibayar. Mereka mau di bayar dengan ikhlas," ungkapnya.

Terkait klaim kepada BPJS, pihak rumah sakit juga memahami karena pihak BPJS masih belum memiliki pedoman terkait kasus yang dialami oleh Sihatul.

"Karena memang ending-nya tidak jelas. Berapa lama perawatannya kan tidak ada yang tahu. Jadi kami memakluminya," katanya.

Dia mengatakan, biaya perawatan Sihatul bisa diklaimkan kepada pemerintah dengan menggunakan SPM, tetapi pihak rumah sakit masih menunggu PAK 2014.

"Kami lihat dulu, kalau bisa diklaim akan kami klaimkan tapi kalaupun tidak kami juga tidak masalah. Kami tetap akan merawat Sihatul. Sampai saat ini belum ada yang memberikan bantuan termasuk dari pihak PJTKI yang memberangkatkan Sihatul," tambahnya.

Dokter Taufik mengatakan, pihak keluarga juga dilibatkan dalam perawatan Sihatul dengan harapan jika Sihatul sudah bisa dinyatakan mandiri, maka pihak keluarga bisa merawatnya sendiri di rumah.

"Kalau kembali normal jelas tidak bisa. Jadi kami juga menyiapkan keluarga agar bisa memberikan perawatan kepada Sihatul seperti bagaimana memberikan nutrisi dan lain-lain. Suaminya selalu di sini kok," ungkapnya.

Pilihan operasi

Pihak rumah sakit sempat menawarkan agar Sihatul dioperasi di Surabaya, tetapi pihak keluarga masih belum memutuskan.

"Kata mereka masih pikir-pikir dulu. Kami mengatakan jika tidak dioperasi maka kondisinya akan tetap seperti ini. Namun, jika dioperasi, ada kemungkinan membaik walaupun persentasenya kecil. Paling tidak ada usaha. Namun, semuanya kami serahkankan kepada pihak keluarga karena biayanya memang cukup mahal dan operasi harus dilaksanakan di Surabaya. Ya semoga saja ada yang berbaik hati menyumbang untuk Sihatul," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sempat mengatakan akan menjamin semua biaya perawatan Sihatul Alfiyah.

"Biaya akan diambilkan dari Badan Layanan Usaha daerah RSUD Blambangan sehingga keluarga tidak harus mengeluarkan biaya perawatan," ungkap Bupati Anas.

Bukan hanya itu, Pemkab Banyuwangi juga berjanji menjamin pendidikan anak tunggal Sihatul Alfiyah melalui program Banyuwangi cerdas hingga jenjang perguruan tinggi. Sihatul berangkat ke Taiwan dan bekerja di peternakan sapi perah di Tainan City. Ia harus mengurus 300 ekor sapi perah seorang diri mulai pukul 03.00 hingga pukul 22.00 waktu setempat.

Sihatul sempat dirawat di Liouying, Taiwan, lalu dipindahkan ke Panti Jompo di Min An Road Distrik Baihe, Kota Tainan. Sempat ditemukan luka benturan di bagian kepala akibat benda tumpul. Setelah 8 bulan koma di Taiwan, akhirnya Sihatul dipulangkan ke Tanah Air dan dirawat di RSUD Blambangan selama 48 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com