Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKW yang Urus 300 Ekor Sapi Itu Terkena Hidrosefalus

Kompas.com - 25/06/2014, 17:00 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com
- Kondisi kesehatan Sihatul Alfiyah, tenaga kerja wanita yang sebelumnya koma 8 bulan di Taiwan, sempat menurun saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan, Banyuwangi.

Pada akhir Mei 2014 lalu, ia sempat mengalami henti jantung sebanyak 3 kali. "Henti jantung dalam satu hari terjadi 3 kali sekitar jam 2 dini hari, jam 5 pagi dan jam 7 pagi. Hal ini disebabkan karena kalium di dalam darah berada di batas normal yaitu 1,9, padahal normalnya berada di angka 3,5 sampai 5,5," ungkap Nelly Mulyaningsih, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSUD Blambangan kepada Kompas.com, Rabu (25/06/2014).

Namun walaupun kondisi Sihatul drop, tim dokter berusaha menyelamatkan ibu beranak satu tersebut dengan memberikan obat-obatan termasuk kejut jantung.

"Saat defisit kalium, kami juga sempat memasang kembali alat bantu pernafasan, namun 6 hari terakhir sudah kami lepas kembali. Keluarga sudah pasrah, tapi kami masih berusaha dan kondisinya kembali membaik. Saat ini sudah kondisi maksimal pasien dan bisa bernafas mandiri. Ada respons kontak mata dengan suami yang setiap hari menunggu Sihatul," jelas dokter Nelly.

Hal senada juga diungkapkan okeh Ketua Tim Dokter RSUD Blambangan Heri Subiakto. Ia mengatakan, pada CT scan ada penyusutan otak dan hambatan pembuluh darah.

"Penyusutan sekitar 10-15 persen dari otak normal dan hal ini mengakibatkan pasien Sihatul mengalami hidrosefalus. Ada penumpukan cairan di kepala karena hambatan pembuluh darah. Untuk menambah nutrisi, kami bantu dengan makanan seperti susu dan buah. Ini fungsinya untuk menaikkan kalium dalam darah," jelasnya.

Selain itu, susu dan buah juga menambah kalori dari 1500 menjadi 2000 kalori. "Akibat kurangnya kalium dalam darah, Sihatul sempat buang air kecil sampai 5 liter per hari," tambahnya.

Ia menekankan dengan kondisi seperti ini, Sihatul dipastikan tidak bisa kembali normal. "Saat ini kami juga memberikan pengertian kepada keluarga Sihatul dan melibatkannya untuk membantu merawat pasien, karena kami berharap nantinya Sihatul bisa dirawat jalan oleh keluarga karena ia masih butuh bantuan orang lain atau hidup vegetatif," tambahnya.

Sihatul berangkat ke Taiwan dan bekerja di peternakan sapi perah di Tainan City. Ia harus mengurus 300 ekor sapi perah seorang diri mulai pukul 03.00 dini hari hingga pukul 22.00 waktu setempat.

Sihatul sempat dirawat di Liouying Taiwan lalu dipindahkan ke Panti Jompo di Min An Road Distrik Baihe, Kota Tainan. Sempat ditemukan luka benturan di bagian kepala akibat benda tumpul. Setelah 8 bulan koma di Taiwan, akhirnya Sihatul dipulangkan ke tanah air dan dirawat di RSUD Blambangan selama 48 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com