Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Mutilasi di Klungkung Diduga Sedang Hamil

Kompas.com - 24/06/2014, 15:15 WIB

KLUNGKUNG, KOMPAS.com
 — Pihak kepolisian masih terus mendalami kemungkinan Diana Sari (26), korban mutilasi oleh selingkuhannya, Fikri (26), di Kabupaten Klungkung, Bali, sedang hamil.

Pasalnya, pada salah satu potongan tubuh yang diduga milik korban yang ditemukan di Jalan Merak, Semarapura, Senin (23/6/2014) siang, terdapat janin. Namun, belum bisa dipastikan siapa ayah dari janin tersebut.

Polisi masih mendalami motif di balik kasus ini karena sang pelaku sempat memberikan keterangan yang berubah-ubah.

"Pengakuan pelaku sempat berubah-ubah. Masih kami lakukan pendalaman terus," kata Kapolres Klungkung AKBP Ni Wayan Sri Yudatni Wirawati saat memberikan keterangan pers di Mapolres Klungkung di Semarapura, Senin (23/6/2014).

Namun, lanjut dia, Fikri sudah mengakui bahwa dirinya telah membunuh dan memutilasi korban (baca: Fikri Mutilasi Tubuh Selingkuhannya di Kamar Kos di Klungkung).

Sementara itu, saat diwawancarai Tribun Bali, pengelola kos tempat Diana dibunuh, Luh Ade, menuturkan bahwa Fikri yang pertama menghubunginya untuk menyewa kamar kos miliknya yang berlokasi di Jalan Kenyeri 9, Desa Tojan, Klungkung.

"Dia mengaku sebagai pindahan dari Jalan Kenyeri 3, jadi saya percaya saja. Dia menyerahkan kepada saya dua KTP, milik dia sendiri dan orang lain. Pada keduanya tertulis status telah menikah," katanya.

Luh Ade mengatakan bahwa Fikri hanya menyewa kamar kosnya selama satu bulan.

"Mereka mulai masuk tanggal 16 Mei. Ketika saya tagih uang sewa kos untuk bulan kedua, Fikri mengatakan tidak akan memperpanjang lagi," ujarnya.  

Menurut penuturan Ghazali, paman Diana, keponakannya itu sempat menghubungi keluarganya di Sumbawa Besar pada pekan awal Mei. Saat itu, Diana mengatakan, ia minta ditransfer uang Rp 4,5 juta.

Dia beralasan, jika tidak dikirimi uang, ia akan diancam dibunuh oleh seseorang.

"Tapi, saat menelepon minta kiriman duit itu, dia tidak memberi tahu siapa yang mengancamnya dan karena apa. Orangtuanya kemudian mentransfer Rp 1,5 juta. Permintaan duit itu adalah komunikasi terakhir Diana dengan keluarga. Setelah itu, dia tidak menghubungi dan tak bisa pula dihubungi. Seminggu kemudian, kami baca berita tentang kasus mutilasi di Bali," kata Ghazali.

Sementara itu, Kepala Pengadilan Agama (PA) Klungkung Drs H Muhammad mengatakan, pihaknya sangat terkejut dengan berita bahwa Fikri sebagai pelaku mutilasi. Muhammad mengaku sempat dihubungi oleh pihak kepolisian dan menanyakan keberadaan Fikri.

"Tapi, saya baru terkejut setelah tadi mendapatkan info bahwa dia benar-benar diamankan oleh polisi," katanya saat ditemui Tribun Bali di kantornya.

Muhammad mengatakan, Fikri yang baru bekerja selama satu setengah bulan sebagai pegawai honorer di PA Klungkung diketahui sebagai orang yang baik, ramah, dan taat beribadah.

"Setiap shalat berjamaah di kantor, dia selalu hadir," tuturnya.

Muhammad mengatakan, pertimbangannya dalam menerima Fikri sebagai pegawai honorer karena pihaknya mendapatkan rekomendasi dari paman Fikri yang merupakan langganannya untuk menjahitkan pakaian.

"Selain itu, kami juga telah melakukan seleksi terhadapnya. Dia juga pernah mengabdi selama empat tahun di yayasan keagamaan di Sumbawa. Karena beberapa pertimbangan tersebut, akhirnya kami menerimanya sebagai pegawai honorer," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com