Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Utusan Wali, Alasan Nanang Lempari Dua Wisma Dolly (5)

Kompas.com - 18/06/2014, 12:06 WIB

KOMPAS.com —
Tak hanya suasana yang semarak dan kunjungan warga ke Dewan yang mewarnai sehari sebelum penutupan Dolly, Selasa (17/6/2014) (baca juga: Malam Jelang Penutupan, Suasana Dolly Masih Semarak (4)). Aksi seorang pria juga mengejutkan.


Di tengah suasana tegang menjelang penutupan kawasan lokalisasi, warga Dolly dikejutkan oleh aksi Nanang Arokhman. Pemuda 22 tahun asal Lakarsantri itu seorang diri melempari wisma di Dolly dengan batu, Selasa (17/6/2014).

Wisma Putri Ayu II dan Sumber Rejeki di ujung timur Gang Dolly menjadi sasaran pertama. Akibatnya, kaca jendela kedua wisma itu pecah.

Ngatminah, pedagang rokok di Gang Dolly, menuturkan,  Nanang datang dari timur Gang Dolly, mengendarai sepeda motor Honda Revo.

Ia kemudian berhenti di depan Wisma Sumber Rejeki dan Putri Ayu II, lalu melempari kedua wisma itu dengan batu.

Puas beraksi, Nanang memacu motor ke barat. Kali ini, ia hendak memukul sedan yang diparkir di depan wisma menggunakan tiang bendera.

“Namun, warga menghalangi dan menangkapnya. Dia sempat dipukuli, sebelum polisi datang,” tutur Ngatminah.

Saat insiden, wisma sedang sepi. “Penjaga sedang istirahat, sementara para pelayan (PSK) sudah pulang ke kos masing-masing,” ujar Sukemi, pedagang kaki lima di barat Wisma Putri Ayu I.

Diperiksa di Mapolsek Sawahan, Nanang kerap bicara ngelantur. Nanang mengaku, sebelum beraksi, ia sempat bertemu para sunan dan wali.

Mereka inilah yang kemudian mengutusnya merusak wisma. Jika tidak, di jidatnya akan muncul tulisan dajal.

“Pelaku mengaku diutus wali. Kami perlu mendalami, ia normal atau tidak,” kata Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebekti.

Manang juga belum bisa memastikan apakah ada kelompok tertentu di belakang aksi tunggal Nanang.

Yang pasti, kata Manang, pihaknya mengusut secara tuntas. “Kami harap warga tidak terprovokasi dengan insiden ini,” katanya.

Buntut insiden itu, suasana Dolly semakin riuh. Makin banyak warga keluar dan berkerumun di depan rumah.

Para penghuni wisma juga ikut berjaga di depan wisma masing-masing. Seharian mereka mengamati situasi karena khawatir ada aksi susulan.

Tak cuma itu, warga dan penghuni Dolly yang menolak penutupan kompleks lokalisasi juga menyebarkan informasi kepada ratusan warga untuk berjaga di sejumlah titik di kawasan lokalisasi.

Mereka juga mendesak agar kamera CCTV yang dipasang di area itu dicopot.

Alasannya, keberadaan kamera itu tidak bisa membantu polisi mencegah aksi kekerasan.

“Buktinya, masih terjadi aksi perusakan. Artinya, kamera CCTV itu untuk mengawasi, bukan untuk menjaga warga Dolly,” pungkas Saputra alias Pokemon, Koordinator Komunitas Pemuda Independen (KOPI) yang tergabung di Front Pekerja Lokalisasi, Selasa (17/6/2014). (ben/ook/idl)


Bersambung: Penutupan Dolly Jadi Sorotan, Warga Pun Kewalahan (6)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com