Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Paksa Anggota Dewan Lihat Situasi Dolly-Jarak (3)

Kompas.com - 18/06/2014, 11:31 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Deklarasi penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak yang akan berlangsung pada Rabu (18/6/2014) malam baru berupa seremoni semata. Selama acara deklarasi, bisa dipastikan bahwa kegiatan di kawasan lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak tetap berlangsung seperti biasa. Tidak ada rencana pengerahan petugas keamanan untuk menutup wisma-wisma Dolly-Jarak dalam waktu seketika (baca juga: Penutupan Dolly Baru Sebatas Seremoni (1)).

Namun, masih ada warga yang menolak. Mereka meminta wakilnya di kursi Dewan untuk langsung mengunjungi mereka.


Puluhan perwakilan penghuni dan pekerja kawasan lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak kembali mendatangi DPRD Surabaya, Selasa (17/6/2014). Mereka diterima Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono.

Dalam rapat dengar pendapat, perwakilan warga, Teguh Sutopo, mengatakan, hingga menjelang deklarasi penutupan, dari 5 RW di area lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak belum ada satu pun yang pernah diajak bicara.

Hal itu mengesankan bahwa Pemkot Surabaya sudah meninggalkan peran pengurus RW dan RT Dolly-Jarak.

"Untuk itu, kami sepakat mundur bersama jika tetap tidak diajak bicara," kata Teguh Sutopo di DPRD Surabaya.

Hal sama disampaikan Ketua RW 11 Ngadiman. Menurut dia, pihak Pemkot seharusnya jauh hari sebelumnya sudah melakukan sosialisasi. Dengan demikian, program penutupan area lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak bisa diketahui dan dimengerti warga.

"Tapi, karena belum ada sosialisasi sama sekali, warga bingung dan menolak rencana penutupan," tutur Ngadiman.

Perwakilan warga meminta Komisi D DPRD Surabaya datang ke kawasan lokalisasi prostitusi tersebut.

"Kami ingin wakil kami di DPRD ini mengetahui penderitaan warga yang terkena dampak penutupan Dolly-Jarak," kata Kadar, salah satu pendamping warga kawasan lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak, Selasa (17/6/2014).

Kadar menjelaskan, selama ini DPRD hanya menerima laporan dan pengaduan. Akan tetapi, mereka tidak mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan. Dengan demikian, apa yang diketahui DPRD sebatas itu-itu saja.

"Itu yang kita rasakan, seolah DPRD tidak bisa berbuat banyak atas penutupan kawasan lokalisasi," tutur Kadar.

Anggota DPRD Surabaya akhirnya memenuhi permintaan perwakilan warga Dolly-Jarak.

"Kami mengambil keputusan untuk memenuhi permintaan perwakilan warga. Kami akan sidak sekarang," kata Baktiono, Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Selasa (17/6/2014).

Baktiono menjelaskan, sidak diputuskan setelah tidak ada satu pun kepala dinas yang hadir dalam rapat dengar pendapat. Dengan demikian, tidak ada kesepakatan apa pun yang akan dicapai dalam dengar pendapat itu soal penutupan Dolly-Jarak.

Demikian juga dengan berbagai program pemberdayaan yang telah dijalankan Pemkot Surabaya dalam rangka penutupan Dolly-Jarak.

"Makanya, kami penuhi permintaan perwakilan warga untuk sidak ke Dolly-Jarak, apalagi blue print dari Pemkot untuk kawasan lokalisasi Dolly-Jarak belum ada yang tahu," tutur Baktiono. (idl/ben/aru/ook/uji)


Bersambung: Malam Jelang Ditutup, Suasana Dolly Masih Semarak (4)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com