Dalam pertemuan tersebut, perwakilan warga Dolly-Jarak, Teguh Sutopo, mengatakan, sampai saat ini, menjelang deklarasi penutupan lokalisasi, lima RW di lokalisasi Dolly-Jarak belum pernah diajak bicara.
Menurut Teguh, mereka merasa Pemkot Surabaya sudah meninggalkan peran pengurus RW dan RT di wilayah lokalisasi Dolly-Jarak.
"Untuk itu, kita sepakat mundur bersama jika tetap tidak diajak bicara dalam penutupan Dolly-Jarak," kata Teguh Sutopo di DPRD Surabaya.
Hal senada disampaikan Ketua RW 11, Ngadiman. Menurut dia, seharusnya Pemkot Surabaya melakukan sosialisasi kepada mereka jauh-jauh hari sebelum penutupan lokalisasi pelacuran itu benar-benar dilaksanakan.
Dengan begitu, lanjut Ngadiman, program penutupan lokalisasi Dolly-Jarak bisa diketahui dan dimengerti oleh warga.
"Tapi karena belum ada sosialisasi sama sekali membuat warga bingung dan menolak rencana penutupan lokalisasi Dolly-Jarak," tutur Ngadiman.
Hingga kini, rapat hearing antara komisi D DPRD Surabaya dengan perwakilan warga Dolly-Jarak masih berlangsung. (Achmad Amru)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.