Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Bela Diri, Mahasiswi Ini Dua Kali Lolos dari Penculikan

Kompas.com - 14/06/2014, 08:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Berkat kemahirannya dalam seni bela diri pencak silat, seorang mahasiswi di Semarang berhasil meloloskan diri dari aksi penculikan.

Alfin Nikmatul Maula (19), warga lingkungan Rekesan, Kelurahan Kalirejo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, nyaris menjadi korban penculikan tiga orang lelaki tak dikenal. Korban berhasil melawan dan melompat dari mobil pelaku, saat mobil terjebak kemacetan karena adanya perbaikan jalan di kawasan Banyubiru.

Korban kemudian ditolong warga dan dijemput oleh keluarganya. Saat ini korban masih trauma sehingga tidak bisa ditemui wartawan. Keluarga juga menitipkan korban di rumah saudaranya di kawasan Jatirunggo, Pringapus.

Ayah korban, Solihin (46), menceritakan, peristiwa penculikan yang dialami putrinya sudah terjadi dua kali. Awalnya, Selasa (9/6/2014) pukul 07.00 WIB, korban disergap dua orang lelaki saat akan pindah angkutan umum di Taman Serasi, batas kota Ungaran. Korban berhasil lolos karena berlari dan langsung masuk angkutan umum menuju ke Semarang.

Mahasiswi semester II Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang itu kebetulan setiap kali berangkat ke kampus, menggunakan angkutan umum.

Percobaan penculikan kembali dialami Alfin pada Rabu (10/6/2014) pagi. Kali ini korban baru saja turun dari bus di Jatingaleh untuk menaiki angkutan ke arah Sampangan menuju kampus Untag. Begitu korban turun, dua orang pelaku langsung menyergapnya dan menyeret pelaku masuk ke Suzuki Carry.

“Pelakunya tiga orang, tetapi di dalam mobil sudah ada satu orang yang siap pegang kemudi. Sebenarnya ada tukang ojek yang sempat mengejar, setelah tahu Alfin diseret-seret. Namun mobil langsung tancap gas masuk jalan tol, jadi tidak terkejar,” kata Solihin, Jumat (13/6/2014) malam kemarin ditemui di tempat kerjanya sebaga juru parkir di Ungaran.

Selama dalam perjalanan, korban hanya bisa mengirim SMS ke nomor ponsel kakak sepupunya, Bekti Sulastri. Dalam pesan SMS itu pun hanya singkat saja, “Mbak aku tulungi, mbak tulungi aku (mbak, tolong saya)”.

Selanjutnya Bekti menghubungi orangtua korban, Solihin. Kemudian Solihin melacak keberadaan putrinya, tetapi gagal. Nomor ponsel Alfin sudah tidak dapat dihubungi kembali. Ternyata korban dibawa sampai ke kawasan Banyubiru.

Di Banyubiru, korban memanfaatkan kesempatan saat mobil pelaku berjalan lambat karena ada perbaikan jalan. Kebetulan korban kerap berlatih bela diri silat Naga Hitam sehingga mampu melawan para pelaku. Seketika itu korban melompat dari mobil dan berlari menuju perkampungan, sedangkan pelaku yang ketakutan akhirnya kabur.

“Anak saya ditolong orang yang kebetulan ada di sana dibawa ke SD Brongkol. Kemudian anak saya menelepon meminta dijemput di sana. Kami selanjutnya menjemputnya dan kami titipkan di rumah neneknya di Pringapus,” tutur Solihin.

Menurut Solihin, putrinya masih merasa ketakutan sehingga tidak lagi berangkat kuliah. Korban juga ditempatkan di rumah kakeknya untuk menghindari seringnya bertemunya dengan orang sebab korban masih trauma jika bertemu orang asing.

Solihin mengaku, kasus tersebut sengaja tidak dilaporkan ke kepolisian karena putrinya ditemukan dalam keadaan selamat.

“Kami sengaja tidak melapor karena anak saya sudah selamat. Terus kalau lapor saya repot harus bolak-balik ke kantor polisi, itu butuh biaya banyak. Sedangkan saya repot ngurus pekerjaan sebagai tukang parkir. Kalau ke kantor polisi terus kapan kerjanya?” ujar Solihin.

Solihin mengaku heran dan tidak tahu kenapa anaknya menjadi sasaran penculik. Hingga saat ini pihaknya juga masih mencoba-coba mencari tahu motif penculikan tersebut.

“Saya tidak tahu kenapa anak saya jadi sasaran penculikan. Tapi yang penting anak saya selamat,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com