Heru menduga kegiatan melibatkan kaum homoseksual maupun pekerja seks liar pada tiap malam hingga subuh.
"Di taman ini bisa ditemui 'orang-orang gagah dan ganteng' (waria)," kata Heru di kantornya, Kamis (12/6/2014).
Transaksi liar di Taman Bekapai sejatinya sudah berlangsung cukup lama. Untuk memulai penataan, pemerintah memulai dengan merapikan taman, memangkas dahan hingga memotong habis beberapa pohon besar yang dirasa membuat suasana jadi remang-remang.
"Kita buat (taman) lebih terang. Saya amati, tidak ada taman lain yang rimbun dan gelap. Harapan kita taman-taman yang ada bisa digunakan sebagaimana mestinya," kata Heru.
Taman Bekapai adalah salah satu ruang publik yang diminati keluarga-keluarga di Balikpapan. Taman ini dibangun beberapa perusahaan minyak dan gas yang berkantor di Balikpapan pada 1998.
Luasnya tak lebih dari lapangan sepak bola, dipercantik kolam dengan air mancur, jalur pijat refleksi, tempat duduk, dan parkir luas. Taman ini berada di tengah kota, dikeliling perkantoran pemerintah, bersebelahan dengan kantor polisi, hotel berbintang, bahkan pusat belanja.
Taman sengaja dibangun begitu rimbun dengan setidaknya 75 jenis tumbuhan ada di sana, seperti tumbuhan peneduh glodokan, trembesi, beringin, akasia, beberapa jenis pinang, dan tumbuhan beruas.
"Pohon sawit tumbuh disitu. Seharusnya tidak cocok sawit. Pohon seperti ini akan saya ganti," kata Heru.
Suasana taman terasa rimbun dan sangat sejuk. Bahkan pada siang terik, taman ini jadi pilihan berteduh yang nyaman. Namun sayang, pada malam hari kerap aktivitas taman berubah saat dipenuhi beberapa kelompok orang. Pemerintah semula menyerahkan pengawasan taman pada kelurahan, Babinkamtibmas, dan Polmas.