Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jalur Gula Oei Tiong Ham" Diaktifkan untuk Tekan Angka Kecelakaan

Kompas.com - 12/06/2014, 09:46 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kecelakaan demi kecelakaan terus terjadi di Jalur Jambu, Kabupaten Smarang. Terakhir tabrakan karambol melibatkan dua buah truk, dua minibus, satu bus besar dan lima kendaraan roda dua. Lima orang tewas seketika dan sejumlah korban lainnya mengalami cidera.

Guna mengantisipasi kejadian serupa, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Semarang, akan mengkaji usulan reaktivasi jalur gula yakni jalan yang digunakan untuk pendistribusian gula mulai dari Desa Tempuran Jambu hingga tembus di Bedono.

Jalur sepanjang dua kilometer tersebut konon dibangun oleh raja gula asal Semarang bernama Oei Tiong Ham. Jalur tersebut sengaja dibangun untuk pendistribusian gula dari Semarang menuju berbagai kabupaten/kota di sisi selatan.

"Jika memungkinkan diaktifkan kembali maka akan dapat mengurai kemacetan dan mengurangi angka kecelakaan lalulintas di jalur maut Bedono-Ambarawa," ungkap Kepala Dishubkominfo, Prayitno Sudaryatno, Kamis (12/6/2014).

Menurut Prayitno, usulan masyarakat tentang mengaktifkan kembali jalur gula tersebut harus melalui kajian, sebab jalur tersebut sudah lama tidak digunakan. Pengkajian jalur kuno tersebut akan dilakukan oleh Dishubkominfo berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Satlantas Polres Semarang, serta instansi terkait lainnya di tingkat Provinsi Jateng.

“Jika memungkinkan tentu tidak masalah. Tetapi harus dikaji dulu, dalam waktu dekat kita akan lakukan kajian dengan DPU dan instansi terkait lainnya. Kalau memang jalannya lebih landai dan memadai tentu akan lebih bagus. Sehingga nantinya dapat mengurai kemacetan dan mengurangi terjadinya kecelakaan,” tutur Prayitno.

Ditambahkan Kabid Lalulintas, Djoko Noerjanto, kajian jalan utama dari perbatasan Temanggung hingga Ambarawa sudah pernah diusulkan. Namun usulan dari tim pengkaji di jalur yang termasuk rawan kecelakaan perlu dilakukan pelebaran jalan, pembuatan jalur penyelamat, penambahan rambu peringatan.

“Sebab untuk melandaikan jalan itu sulit. Paling gampang yakni menambah lajur (melebarkan jalan), pembuatan jalur penyelamat dan pemasangan rambu. Hanya saja untuk melaksanakan semua itu masih terkendala pembebasan lahan,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, kecelakaan karambol terjadi di Jalan Utama Ambarawa-Magelang KM 7, Kabupaten Semarang, Minggu (8/6/2014) petang. Korban tewas berjumlah lima orang. Kecelakaan ini terjadi tepatnya di Desa Bedono Kecamatan Jambu, sekitar pukul 17.00 WIB.

Tabrakan karambol tersebut melibatkan satu truk pasir, dua minibus, dan sedikitnya lima sepeda motor. Penyebab utama kecelakaan tersebut lantaran sebuah truk mengalami rem blong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com