Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sendirian Bersepeda Medan-Jakarta, Warga Kamboja Ingin Promosikan Indonesia

Kompas.com - 09/06/2014, 13:06 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Seorang pria asal Kamboja, Untac Nem, mengayuh sepeda gunungnya melintasi Indonesia. Dia memulai perjalanannya dari Medan, Sumatera Utara, ke Jakarta.

Dia kemudian berangkat ke Denpasar, Bali, dengan pesawat, lalu melanjutkan bersepeda menjelajah Bali. Perjalanan panjang yang dimulainya 11 Mei lalu berakhir Sabtu (7/6/2014).

Berbagai pengalaman menarik dan menyedihkan ditemuinya sepanjang perjalanan. Nah, seperti apa lika-liku perjalanan pria yang hobi bersepeda ini, Tribun Bali menemuinya Minggu (8/6/2014) di Ubud, Gianyar.

Obsesi Untac Nem menjelajah sebagian dari wilayah Indonesia berawal dari keinginan besarnya untuk mengetahui langsung keadaan alam serta lingkungan sosial pulau Sumatera. Dia mendengar kabar dari sejumlah rekannya bahwa Sumatera merupakan daerah yang rawan tindakan kriminal.

“Aku mendengar informasi dari beberapa rekan bahwa Sumatera itu daerah yang sangat berbahaya karena banyaknya tindakan kriminal. Tapi setelah aku menjelajah ternyata aman dan tidak terjadi apa-apa terhadap diriku sampai saat ini aku bisa tiba di Bali,” ujarnya.

Menjejakkan kaki pertama kali di tanah Batak, dia mulai mengayuh sepedanya mengeliling sejumlah daerah di Sumatera Utara seperti Danau Toba, Pulau Samosir, Deli Serdang, dan Simalungun.

“Aku sampai di Danau Toba dan Pulau Samosir, ibarat melihat surga. Indah sekali,” ucapnya.

Dari Medan, dia bergerak menuju Bukit Tinggi, Padang, Lampung, dan Jakarta.

Pria yang bekerja sebagai pemandu tur di Kamboja itu menuturkan, perjalanan melintasi Sumatera merupakan petualangan yang paling mengesankan.

Di sepanjang perjalanan, dia disuguhkan pemandangan barisan bukit, pegunungan serta pantai yang belum terjamah.

Namun tak hanya keindahan, dia juga mengalami sejumlah peristiwa seperti terjatuh dari sepeda karena jalan rusak, habis bekal di tengah perjalanan, salah jalan, menembus hutan, tidur di emperan toko atau rumah kosong.

“Karena di jalan yang aku lewati tidak ada penginapan, jadi aku tidur di emperan rumah kosong. Kadang aku salah jalur karena informasi dari orang yang aku tanya sering meleset. Jatuh 4 kali dari sepeda, tapi untungnya tidak fatal hanya mengalami lecet,”ucapnya.

Untac Nem menuturkan, dari perjalanan di Sumatera, dia berkeinginan mempromosikan jalur yang dilaluinya sebagai daerah tujuan wisata karena memiliki sumber daya alam dan budaya yang sangat beragam.

Namun di satu sisi pengelolaannya masih dirasa kurang, seperti tidak tersedianya sarana dan prasarana.

“Sumatera itu sangat kaya akan keindahan alamnya. Orang-orang yang berpikiran Sumatera itu berbahaya, ternyata tidak benar. Di sana itu seperti surga. Kalian harus datang ke Sumatera,” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com