Kepada semua elemen yang mendukung penutupan komplek prostitusi Dolly, Risma meminta warga untuk tetap mematuhi peraturan pihak keamanan.
"Demi kondusivitas Kota Surabaya, saya minta semua elemen mematuhi peraturan keamanan, dan jangan bertindak sendiri-sendiri agar tidak ada gesekan yang menimbulkan korban," kata dia saat menemui unjuk rasa ratusan orang pendukung penutupan Dolly di Balai Kota Surabaya, Kamis (22/5/2014) siang.
Risma mengaku memang tidak akan banyak berkomentar ke publik, saat banyak pihak yang berkomentar menolak penutupan Dolly. "Saya akhir-akhir ini banyak diam bukan karena apa, tapi saya khawatir komentar pro kontra penutupan Dolly akan menimbulkan gesekan di tingkat masyarakat," tegasnya.
Risma yakin, kebijakannya akan berjalan mulus, karena didasari niat baik. Dia mengaku yakin, semua niat baik pasti akan didukung oleh Tuhan.
Siang ini, ratusan orang dari berbagai elemen menggelar unjukrasa mendukung penutupan lokalisasi pelacuran oleh Pemkot Surabaya pada 19 Juni mendatang.
Mereka bersedia pasang badan untuk mendukung kebijakan Wali Kota yang diusung PDI-Perjuangan ini.
Seperti diberitakan, Pemkot Surabaya, berencana menutup area lokalisasi pelacuran yang konon pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara itu, pada 19 Juni nanti, tepat sebelum bulan puasa.
Pemkot Surabaya difasilitasi oleh Pemprov Jatim sudah menyiapkan dana untuk pelatihan bagi pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari. Saat ini, ada sekitar 1.080 PSK di komplek lokalisasi pelacuran Dolly. Mereka aktif di puluhan wisma dengan sekitar 300 lebih mucikari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.