Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat dari Racun Serangga yang Dikira Jamu, Kondisi Nenek Ini Membaik

Kompas.com - 09/05/2014, 16:49 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SALATIGA, KOMPAS.com - Kasripah (70) selamat setelah meneguk racun serangga yang disangka jamu bersama suaminya Sujono (75). Kondisinya kini membaik.

Sementara itu, pihak keluarga langsung memakamkan jenazah Sujono di pemakaman umum Dusun Banaran, Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kamis (8/5/2014) malam, beberapa jam setelah dinyatakan meninggal oleh dokter.

Kapolres Semarang, AKBP Augustinus Berlianto Pangaribuan, memaparkan, dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh Unit Identifikasi Polres Semarang, polisi mendapati sisa obat serangga yang diduga terminum oleh korban.

"Dari informasi yang masuk, mereka memang ingin minum jamu. Tapi tidak tahu kalau sebenarnya yang diminum itu obat serangga. Barang bukti berupa sisa cairan obat serangga sudah kita amankan," katanya, Jumat siang.

Menurut Augustinus, berdasarkan laporan dari tim medis yang menangani Kasripah, kondisi nenek renta itu semakin membaik. Korban yang sehari-hari bermata pencaharian petani itu masih ditangani intensif di ruang ICU RST Dr Amir Salatiga.

"Tingkat kesadaran sudah membaik. Pascakejadian kami sudah memeriksa empat saksi, namun saksi tidak tahu detail apa yang terjadi. Pasalnya antara korban dengan saksi tidak tinggal serumah," tambahnya.

Secara terpisah, Bupati Semarang, Mundjirin menyatakan prihatin atas kejadian yang menimpa pasutri Sujono dan Kasripah. Ia menghimbau warga untuk lebih hati-hati ketika menyimpan racun serangga agar kejadian serupa tak terulang lagi.

"Yang pertama, saya marasa prihatin, nanti akan kita cek melalui Camat Bancak. Kenapa bisa terjadi, mungkin karena malam hari ya. Biasanya pestisida untuk memberantas tikus dan serangga ada simbol atau gambar tengkorak, artinya sangat berbahaya bila masuk ke tubuh manusia. Sebaiknya masyarakat menyimpannya terpisah dari tempat makanan atau minuman," kata Bupati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com