"Perilaku yang dilakukan oleh Emon kepada anak-anak melalui kekerasan seksualnya diduga karena kompensasi akibat perasaan takut, kebencian, dan kemarahan tersangka karena informasinya Emon pernah beberapa kali menjadi korban kekerasan seksual," kata Reza, di Sukabumi, Kamis (9/5/2014).
Menurut Reza, kekerasan seksual terhadap anak berbeda dengan peadofilia. Dalam kasus paedofilia adalah ketertarikan seksual seseorang dewasa terhadap anak-anak akibat beberapa faktor, antara lain, kecenderungan memiliki rasa ketertarikan yang berlebihan terhadap anak.
Namun, berbeda dengan kekerasan seksual terhadap anak, biasanya si pelaku memiliki alat kelamin tidak sempurna, tidak mempunyai kesempatan atau pilihan untuk melampiaskan secara umum hasrat seksualnya seperti terhadap pekerja seks komersial.
Maka dari itu, perilaku menyimpang yang dilakukan oleh Emon lebih pada pelampiasan terhadap anak-anak yang menjadi obyek penggantinya. Jadi bisa dikatakan, perilaku tersangka terdorong karena faktor situasi, dan yang paling kuat ada rasa balas dendam.
"Kenapa saya menyebut Emon bukan seorang paedofil karena tersangka merasa malu, jijik, dan marah yang ditandakan dengan cara Emon mengumpulkan nama-nama anak dalam bukunya sebagai rasa kemenangan dirinya yang telah berhasil mendominasi aksi balas dendamnya tersebut," tambahnya.
Reza mengatakan, kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh Emon lebih menjadi pilihan, dengan alasan anak-anak paling lemah dan mudah dieksploitasi serta dibungkam.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Ritanenny mengaku belum bisa menyimpulkan apakah Emon seorang paedofil atau bukan. Sebab, untuk menetapkan seseorang sebagai kaum paedofil, harus ditempuh penelitian yang panjang melalui proses uji psikologi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.