"Ya takut, suara dentumannya keras sekali kalau dari rumah saya. Jaraknya sekitar 4 km dari Merapi," ujar Tyas Nurrohmah, salah satu siswi SMP Negeri 2 Cangkringan kelas IX, Senin (5/5/2014).
Tyas mengaku trauma dengan kejadian erupsi tahun 2010 sehingga ketakutan setiap kali mendengar suara dentuman. Rasa takut itu akhirnya mengganggu konsentrasi belajarnya.
"Saya akhirnya mengubah jam belajar, sepulang sekolah sama saat pagi hari sebelum berangkat. Pokoknya berusaha untuk bisa mengerjakan soal dan lulus," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Cangkringan Hadi Suparmo mengatakan, pihak sekolah sudah mengumpulkan para siswa dan memberikan penjelasan tentang aktivitas Merapi jauh sebelum UN digelar.
Siswa diberi penjelasan bahwa suara dentuman tersebut berasal dari pelepasan gas. Aktivitas dentuman dinilai bagus karena mengurangi potensi terjadinya letusan yang besar.
"Sudah kita jelaskan dan mereka memahami. Hanya memang masih ada beberapa siswa yang masih ketakutan, itu wajar," tegasnya.
Selain itu, guru-guru di SMPN 2 Cangkringan Sleman selalu mengirimkan SMS kepada siswanya setiap sore. Isinya mengingatkan agar siswa belajar untuk menghadapi UN.
"Kita bentuk juga tim sukses UN yang mendampingi siswa lewat les pagi dan sore. Semoga tahun ini seperti kemarin, semua siswa lulus," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, status waspada tak memengaruhi pelaksanaan UN di SMP yang terletak 7 km dari puncak Gunung Merapi tersebut. Sebanyak 80 siswa yang terdaftar mengikuti UN hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.