Kegiatan dimulai pada pukul 19.30 WIB. Pertunjukan teatrikal dari dua seniman mengawali peringatan. Sebuah bola raksasa bertuliskan "outsourcing" menggelinding dan sesekali melindas kedua seniman yang berakting kesakitan.
Aksi teatrikal itu merupakan simbol para buruh yang kehidupannya semakin merana karena terlindas sistem outsourcing tersebut. "Nyayian Bawah Tanah" menyusul aksi teatrikal ini.
Marsinah adalah buruh perempuan yang dibunuh pada 1993 karena aktivitas perburuhannya. “Dalam konteks Marsinah, secara hukum hingga saat ini belum selesai dan kita tidak tahu siapa di balik kasus tersebut,” kecam Syaifudin Hafiz, koordinator aksi ini, Kamis.
Para buruh juga mengenang penerima penghargaan Yap Thiam Hiem 1993 ini dengan membacakan sebuah puisi. Salah satu pembaca puisi adalah Fitri Nganti Wani, putri dari Wiji Thukul, korban penculikan 1998 yang sampai sekarang masih hilang.
Menambah kesyahduan peringatan, para buruh pun menyalakan lilin selama kegiatan berlangsung. “Saat memperingati Hari Buruh Sedunia, kami juga akan ingat perjuangan Marsinah,” tekan Hafiz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.