Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Buruh di TTU, Mahasiswa Sorot Kasus Wilfrida Soik

Kompas.com - 01/05/2014, 14:13 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Anti Kapitalis (Frontkita) Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5/2014).

Dalam aksi ini, mahasiswa menyorot kasus Wilfrida Soik, tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Belu, yang tersangkut kasus hukum di Malaysia.

Koordinator aksi, Aloysius Fransiskus Eko, mendesak pemerintah pusat untuk serius menangani kasus Wilfrida Soik dengan memberikan jaminan perlindungan hukum dan kehidupan yang layak.

"Selain itu, juga ada sejumlah TKW asal NTT yang bekerja di luar daerah yang mengalami perlakuan yang tidak manusiawi agar bisa diperhatikan juga," kata Aloysius.

Menurut Aloysius, khusus untuk Wilfrida Soik, pemerintah jangan hanya fokus pada kasus hukumnya, tetapi juga harus memperhatikan kesehatan dan beban psikologis bisa diawasi terus oleh pemerintah sehingga ketika tiba di kampung halamannya jangan terbebani lagi.

Aloysius menambahkan, Frontkita juga menuntut pemerintah pusat untuk memutuskan hubungan kerja dengan antek-antek kapitalis yang hanya menguntungkan pihak kapitalis.

"Kita menuntut pemerintah pusat dan daerah untuk mengambil keputusan yang tegas dalam mengintervensi pengusaha-pengusaha untuk memperbaiki nasib buruh sesuai standar upah minimum regional yang berlaku," kata Aloysius.

Sementara itu, Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Jefrianus Nino lebih menyorot Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk tidak melayani kartu kuning bagi tenaga kerja yang masih di bawah standar umur atau di bawah 17 tahun.

Pantauan Kompas.com, ratusan mahasiswa yang berasal dari GMNI Kefamenanu, LMND Kefamenanu, Persatuan Mahasiswa Miomafo Barat, Gerakan mahasiswa Peduli Lingkungan Hidup, dan Ikatan Mahasiswa Insana, juga turun ke jalan. Kegiatan mereka mendapat pengamanan ketat dari aparat keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com