Pantauan Kompas.com hingga Kamis siang, sejumlah kawasan yang biasanya digunakan sebagai tempat berunjuk rasa, seperti Tugu Gong Perdamaian Dunia dan Jalan Sultan Khairun tampak sepi. Hanya terlihat aparat keamanan berjaga-jaga di jalan-jalan Kota Ambon.
Ketua Korwil Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Provinsi Maluku Yeheskel Haurissa mengatakan, pihaknya tidak merayakan May Day dengan cara menggelar aksi unjuk rasa seperti yang dilakukan buruh lainnya di indonesia.
“Yang pertama, saya mewakili buruh di Maluku mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional. Kita tak menggelar aksi unjuk rasa bukan berarti kita tidak mendukung gerakan yang dilakukan teman-teman buruh lainnya di indonesia yang saat ini sedang turun ke jalan. Kita tetap mendukung aksi unjuk rasa yang dilakukan teman-teman buruh saat ini,” ungkap Haurissa.
Dia mengakui, meski tak turun jalan, pihaknya tetap akan memperjuangkan nasib buruh di Maluku dengan cara menyampaikan tuntutan kepada pemerintah.
”Sebentar kita akan lakukan dialog di salah satu stasiun TV di Ambon. Dan kita akan sampaikan tuntutan kita juga ke pemerintah, intinya pemerintah harus memperhatikan nasib buruh,” ujarnya.
Perayaan May Day di Kota Ambon setiap tahunnya selalu sepi dari aksi unjuk rasa para buruh. Bahkan warga di Kota Ambon tak pernah mengkhawatirkan saat hari buruh dirayakan.
”Di Ambon kan tidak seperti di kota lainnya di Indonesia, di sini tidak ada perusahan-perusahan besar yang punya ribuan buruh, jadi kita tidak khawatir akan ada buruh yang tutup jalan seperti yang terjadi di kota lainnya,” ungkap Nurdin Tubaka, salah satu warga Kota Ambon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.