"Saya ingin, pada peringatan Hari Buruh kelak, buruh bisa menjadi ratu dan raja, sementara pengusaha mengerjakan apa yang biasa dilakukan oleh buruh. Saya juga siap untuk menjadi tukang sapu atau cleaning service," kata Ganjar di depan ribuan buruh yang memperingati Hari Buruh di Stadion Utama Kendal, Kamis (1/5/2014).
Menurut dia, buruh dan pengusaha ibarat sepasang sandal jepit. Kalau yang satu tidak ada, sendal itu tidak bisa dikenakan. Untuk itu, antara buruh dan pengusaha harus bisa berjalan bersama supaya perusahaan bisa sehat dan menguntungkan keduanya.
Ganjar menambahkan, selain menjadi ratu dan raja, pihaknya juga ingin pada peringatan Hari Buruh kelak, ada diskon belanja sekitar 70 persen di semua swalayan. Ini dilakukan supaya buruh benar-benar menikmati hari liburnya dengan biaya murah.
"Kalau daerah yang tidak ada swalayannya, Pemkab bekerja sama dengan pengusaha untuk menggelar pasar murah," ujarnya.
Ganjar mengatakan, peringatan Hari Buruh tidak perlu dilakukan dengan demo. Sebab, demo belum tentu bisa menyelesaikan persoalan. Ganjar meminta kepada buruh kalau ada persoalan supaya diselesaikan dengan dialog sehingga bisa diselesaikan dengan kesepakatan bersama.
"Duduk bersama untuk menyelesaikan masalah sangat bermanfaat daripada turun ke jalan untuk melakukan demo," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga melakukan dialog langsung dengan para buruh. Dari dialog itu, buruh meminta kepada pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan buruh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.