Miftah, yang sebelum hari pemungutan suara sempat membikin heboh lantaran bersedia direkam saat "bertapa" di sebuah sungai, justru tidak lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi.
Alhasil, istri Imam Sampurno, warga Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, tersebut kini kembali melakoni aktivitas biasanya sebagai guru SD.
"Apa pun hasilnya, kami tetap menunggu hasil rekapitulasi penghitungan suara dari KPU Kabupaten Ngawi. Yang jelas sekarang saya tetap fokus mengajar," terang Miftahul Jannah, pekan lalu.
Ia tahu tidak memperoleh banyak suara pemilih setelah suaminya mengecek ke beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di kampungnya. Diketahui, ia hanya mendulang sekitar 500 suara.
Bahkan, setelah melaksanakan pengecekan ke beberapa TPS di luar desanya, hasilnya juga hampir sama. Rata-rata, di setiap TPS di luar desanya itu, ia hanya mendapatkan tidak lebih dari 10 suara.
Selama ini, Miftah dikenal sebagai guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Persiapan, Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Perempuan ini mengajar dua mata pelajaran sekaligus, yakni mata pelajaran Matematika dan Bahasa Jawa.
"Saya tetap legowo. Wong semua sudah dilaksanakan dan dijalankan. Pokoknya saya tetap akan mengabdi untuk masyarakat dengan tetap mengajar di sekolah ini," imbuhnya.
Miftahul Jannah mulai dikenal luas setelah diberitakan menggelar ritual dan doa di Sungai Tempuk, Alas Ketonggo (Srigati), Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Rabu (12/3/2014).
(Baca juga: Foto-foto Caleg Gelar Ritual di Sungai demi Dapatkan Kursi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.