Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Jayanti Meluas ke Timika

Kompas.com - 29/04/2014, 07:49 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pertikaian dua kelompok warga akibat sengketa lahan di kompleks Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika kian tak terkendali. Kedua kelompok warga yang semula saling serang dengan senjata tajam di Kompleks Jayanti, kini berpindah ke Kota Timika.

Pertikaian sejak Jumat (25/4/2014) hingga Senin (28/4/2014), telah menewaskan 4 orang. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan bentrok kembali terjadi pada Senin pada pukul 04.30 WIT ketika sekelompok warga dari Kelompok Simon Janampa berkumpul di dalam Kompleks RSUD Mimika.

Sekawanan orang yang membawa senjata tajam tersebut diduga sedang mencari musuh mereka, karena RSUD Mimika adalah tempat dirawatnya warga kelompok Pinus Murib yang terluka dalam bentrokan di Kompleks Jayanti. Puluhan orang bersenjata tajam yang dipimpin Musa Janampa kemudian menyerang sebuah mobil Avanza yang diparkir di halaman RSUD Mimika.

“Walau sempat meloloskan diri, namun seorang penumpang mobil Avanza terkena panah dan seorang lainnya terjatuh saat hendak masuk ke dalam mobil," kata Pudjo saat dihibungi melalui telepon seluler, Senin. Didimus Hagabal yang terjatuh, ujar dia, kemudian menjadi sasaran penyerangan dan tewas walau sempat meloloskan diri bersembunyi di rumah warga dekat RSUD Mimika.

Menyadari salah satu warga mereka tertinggal, kerabat Didimus yang membawa senjata tajam kembali datang ke RSUD Mimika dengan menggunakan 3 mobil Avanza. “Kedua kelompok warga sempat terlibat saling serang di depan RSUD Mimika, yang mengakibatkan Angelina, warga setempat terkena panah di lutut dan sebuah mobil Avansa rusak," imbuh Pudjo.

Bentrokan tersebut berakhir setelah dibubarkan Brimob Detasemen B Timika bersama Dalmas Polres Mimika yang datang ke lokasi beberapa saat kemudian. Dalam penyisiran tersebut, menurut Pudjo, sebanyak 23 warga diamankan bersama 22 busur dan 70 anak panah.

Saat dilakukan penyisiran ulang oleh Tim Reskrim dan Provos Polres Mimika, menemukan mayat Musa Janampa sekitar 500 meter dari lokasi bentrokan. “Tidak ditemukan bekas luka di tubuh jenasah, sehingga diduga Musa meninggal karena penyakit jantung. Saat ini jenazahnnya sudah dievakuasi ke RS Mitra Masyarakat Timika,” jelas Pudjo.

Bentrok antara kelompok Simon Janampa dan kelompok Pinus Murib akibat sengketa tanah ulayat di Kompleks Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik Kuala Kencana, sebenarnya sudah didamaikan akhir Maret lalu. Karena tak kunjung ada solusi permasalahan sengketa lahan, kedua kelompok warga kembali terlibat bentrokan pekan lalu.

Tidak mendapat ruang untuk saling serang di kompleks Jayanti karena penjagaan ketat dari anggota Polres Mimika dibantu Brimob Detasemen B Timika, dua kelompok warga kemudian bergerilya mencari musuh mereka di Kota Timika. Akibatnya terjadi serangkaian pembunuhan di Kota Timika.

Pada Jumat, Arikianus Komagal (26) ditemukan tewas di Jalan Trikora, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru. Berselang beberapa saat, pada Sabtu (26/4/2014) pagi, Bernardus Yatipai ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Trans Baru, Kampung Karang Senang, Satuan Pemukiman III, Distrik Kuala Kencana.

Kedua korban pembunuhan tersebut, kemudian diklaim sebagai korban dari pertikaian dua kelompok warga di kompleks Jayanti. Karenanya, kedua jenazah dibakar oleh masing-masing kelompok. Pertikaian antara kelompok Pinus Murib dan kelompok Simon Janampa, sudah berlangsung sejak 29 Januari 2014. Namun bentrokan kembali terjadi pada awal Maret dan menewaskan 9 orang dan 300-an orang terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com