Kemendikbud juga berjanji tidak akan mengintervensi proses hukum, karena kasus ini telah menjadi domain pihak kepolisian.
Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Ahmad Jazidie, Senin (28/5/2014) menilai, dugaan kebocoran kunci jawaban UN sebagai upaya mengevaluasi pelaksanaan UN.
Tidak hanya itu, pihak Kemendikbud juga akan mendukung jika pemeriksaan atas kasus ini meluas sampai ke pejabat di Kemendikbud dari bawah sampai di tingkat atas. "Prinsipnya kami akan siap bekerjasama dan kooperatif," tegas Jazidie.
Terkait dugaan kasus kebocoran kunci jawaban UN tingkat SMA di Surabaya, dia mengaku sudah berkomunikasi intensif dengan aparat di Polrestabes Surabaya. Dia juga telah menerima laporan terkait modus dan nama-nama joki yang terlibat.
"Kita dukung polisi mengusut tuntas kasus ini, dan kami selalu menunggu laporan perkembangan terbaru," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, pada akhir pekan lalu, tim khusus Polrestabes Surabaya menangkap lima mahasiswa Surabaya yang berprofesi sebagai joki kunci jawaban UN di Surabaya. Mereka ditangkap di sekitar alun-alun Yogyakarta dengan barang bukti uang tunai jutaan rupiah yang diduga hasil penjualan kunci jawaban UN.
Penangkapan itu adalah pengembangan kasus ditangkapnya dua siswa peserta UN di Surabaya, di hari terakhir UN dengan bukti puluhan kertas fotokopi kunci jawaban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.