Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RW Jual Pohon Kamboja di Makam, Warga Mengamuk

Kompas.com - 26/04/2014, 15:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga Lingkungan Dliwang dan Sembungan, Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, mengamuk gara-gara ketua RW mereka menjual pohon kamboja tua di pemakaman setempat. Mereka menghentikan aktivitas pekerja yang tengah mencabuti pohon itu. Beberapa di antaranya mengancam akan membakar dua truk pengangkut pohon tersebut.

Warga marah lantaran puluhan makam leluhurnya rusak akibat proses pencabutan pohon yang berusia puluhan tahun itu. Beruntung, petugas Babankamtibmas Polsekta Ungaran dan aparat Kelurahan Ungaran, serta anggota DPRD Kabupaten Semarang, Mas'ud Ridwan, segera datang ke lokasi. Mereka berhasil meredam amuk massa.

Warga menyita lima pohon yang sudah dicabut dan meminta dua truk yang nyaris dibakar itu pulang. Aparat kemudian mempertemukan perwakilan warga dengan pembeli pohon, Hartoyo (55) warga Desa Klero, Tengaran di kantor kelurahan Ungaran untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut salah satu warga, Anton Dinata (32), pihaknya tidak tahu kalau ada jual beli pohon kamboja dan pakis yang berada di makam lingkungan tersebut. Tahu-tahu, warga melihat di tempat pemakaman ada sejumlah orang yang mencabut pohon-pohon kamboja yang berukuran besar. Proses pencabutan menggunakan katrol dan membongkar sebagian tanah tempat pohon itu tumbuh.

"Pencabutannya sudah sepuluh hari. Akibatnya ini makam adik saya dan keponakan rusak. Bahkan makam yang tertukar batu nisannya," ungkap Anton, Sabtu (26/4/2014).

warga lainnya, Maman Suherman (50) mengaku geram dengan jual beli pohon pada makam. Menurut Maman, semestinya pohon-pohon itu tidak usah dijual belikan karena berfungsi sebagai peneduh. Belum lagi proses pencabutan pohon itu merusak makam leluhur.

"Coba lihat, beberapa makam pada rusak. Malah ada satu makam leluhur saya yang hilang karena bekas nisannya tidak tahu kemana. Ini melukai hati masyarakat. Kami minta ini segera diperbaiki dan pelakunya harus membuat permohonan maaf melalui tiga media massa," kata Maman.

Pihak pembeli Hartoyo mengatakan, pencabutan pohon kamboja itu sudah sepengetahuan Ketua RW 3, Agung Wibowo. Bahkan menurut Hartoyo pihaknya membelinya seharga Rp 300.000 per pohon.

"Saya membeli lima pohon. Satunya Rp 300.000. Nanti pohon-pohon itu akan dijual lagi di kota-kota lain dengan harga sekitar Rp 9 juta per pohonnya," kata pengusaha tanaman hias itu.

Sementara itu Agung Wibowo mengakui dirinya memberikan izin pada Hartoyo untuk mencabut lima pohon di makam tersebut. Uang penjualan pohon kamboja itu rencannaya akan digunakan untik pengelolaan makam.

"Ada tiga pohon kamboja dan dua pakis yang dijual, uangnya Rp 1,5 juta untuk biaya pengelolaan makam. Saya akui tidak melakukan sosialisasi pada seluruh warga. Tetapi sebagian ahli warus sudah saya kasih tahu," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com