Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Polisi Diduga Lecehkan Lima Anak di Banda Aceh

Kompas.com - 22/04/2014, 06:35 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Warga melaporkan seorang oknum polisi di Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Setidaknya ada lima korban.

Alih-alih menjalankan fungsinya memberi perlindungan terhadap masyarakat, seorang oknum polisi diduga malah melakukan hal yang tidak masuk akal dan melanggar aturan. Kasus ini terungkap pada awal April 2014, ketika seorang korban enggan berangkat ke sekolah.

"Anak saya mengaku takut ke sekolah takut bertemu Om itu, yang menyuruhnya memegang (maaf) kemaluannya," ujar ibu salah satu korban. Kasus pelecehan pun terkuak. Tim dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan KB (BP3AKB) Kota Banda Aceh sudah menangani kasus ini dan mengantungi nama pelaku.

“Maaf saya tidak bisa menyebutkan nama pelaku tapi saya pastikan dia memang oknum polisi. Kami mendapat laporan dari warga dan mengirim tim ke kawasan tersebut, dan berkordinasi dengan perangkat desa untuk mengetahui siapa pelakunya,” Jelas Kepala BP3AKB Kota Banda Aceh, Badrunnisa, Senin (21/4/2014).

Menurut Badrunnisa, timnya yang mendatangi lokasi mendapatkan korban ternyata tak hanya satu anak. "Ada lima anak, berusia antara 7-10 tahun," sebut dia. Timnya mendapatkan pula para korban trauma sehingga enggan berangkat ke sekolah, apalagi rumah tersangka pelaku berdekatan dengan sekolah.

Salah satu keluarga korban juga sudah melaporkan dugaan pelecehan seksual ini ke kepolisian. Namun, sampai sekarang tak juga ada panggilan pemeriksaan dari kepolisian. “Kami sudah melaporkan hal ini ke polisi, dan apa perkembangan di kantor polisi saya tidak tahu,” ujar ibu korban.

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal yang melakukan kunjungan ke rumah korban mengatakan kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Banda Aceh ibarat gunung es yang harus segera diberantas. “Saya sangat berharap pelaku bisa mendapat hukuman yang berat dan membuatnya jera, tidak hanya dihukum 5 atau 15 tahun tapi seumur hidup," ujar dia.

Illiza berpendapat pelaku masih sangat mungkin mengulang perbuatannya bila keluar dari penjara. "Ini sudah merupakan penyakit kejiwaan," sebut dia. Illza pun mengimbau para orangtua untuk meningkatkan pengawasan terahdap putra-putri mereka.

Tujuannya, sebut Illiza, meminimalkan aksi kejahatan terhadap anak terutama dari kejahatan seksual. "Pantau kemana anak bermain, pantau juga jika dia harus pergi ke sekolah sendirian, tidak menyerahkan segala sesuatunya sepenuhnya kepada sekolah,” tegas dia.

Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Banda Aceh belum memberikan respons atas dugaan keterlibatan oknum polisi tersebut. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anak Banda Aceh mencatat setidaknya ada 13 anak yang menjadi korban kekerasan seksual di provinsi ini sepanjang 2013.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com