Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Curahan Hati" 450 Tahanan Batam Catat Rekor Muri

Kompas.com - 21/04/2014, 16:03 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Hasil karya 450 orang warga binaan Rumah Tahanan Kelas II A Batam berupa lukisan, tulisan, puisi, surat, dan sajak dengan media kain sepanjang 357 meter, tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) kategori "Penyampaian Ekspresi Seni Warga Rumah Tahanan".

Piagam pencatatan rekor Muri dengan nomor 6439 tersebut disampaikan oleh Manager Muri Ngadri kepada Kepala Rutan Kelas II A Batam Anak Agung Gde Khrisna, Senin (21/4/2014).

Karya lukisan dan puisi di atas kain tersebut dikerjakan secara bersama-sama oleh 450 orang tahanan laki-laki dan wanita yang menghuni Rutan Batam.

Tahanan diberi kebebasan menggambar, menulis, atau mencurahkan keluh kesahnya dalam media yang sudah disiapkan tersebut sesuai dengan keinginannya.

"Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di rutan seluruh Indonesia. Jumlahnya juga sangat banyak, jadi indikator tersebut yang menjadikan ini masuk rekor," kata Ngadri.

Meski pencatatan rekor tersebut terganggu hujan, kegiatan yang dimulai sejak Senin pagi terus dilaksanakan hingga siang hari oleh hampir semua tahanan.

"Kegiatan melukis atau pembuatan sajak oleh warga binaan sebelumnya sudah dilakukan oleh banyak rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan. Namun yang dilakukan bersama-sama dengan jumlah peserta sangat banyak baru kali ini terjadi," kata dia.

Kepala Rutan Kelas II A Batam Anak Agung Gde Khrisna mengatakan, kegiatan tersebut untuk memberikan media bagi para warga binaan menuangkan ide atau gagasan dalam pikirannya melalui lukisan dan tulisan.

"Sesuai dengan undang-undang, yang dibatasi dari warga binaan hanyalah geraknya. Sehingga kebebasan yang lain termasuk menyalurkan ekspresi atau hobi, itu tidak dicabut," kata dia.

Kegiatan tersebut, kata dia, juga bisa menjadi media bagi warga binaan untuk meminta maaf kepada keluarga, korban, atau orang-orang lain yang dirugikan akibat perbuatan melawan hukum.

Seorang warga binaan mengatakan cukup senang dengan kegiatan tersebut karena bisa mencurahkan isi hati yang selama ini tidak bisa diungkapkan.

"Kami sadar kalau perbuatan yang mengakibatkan ditahan di sini salah. Saya ingin minta maaf, meski hanya bisa dituangkan dalam lukisan dan tulisan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com