Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterkam Buaya Saat Mandi, Kaki Syaiful Diamputasi

Kompas.com - 15/04/2014, 13:12 WIB
SINGKAWANG, KOMPAS.com - Kaki kiri Syaiful Bahri, warga Sungai Garam, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, diamputasi beberapa waktu lalu, akibat digigit buaya. Kuatnya gigitan buaya membuat jari hingga pangkal betisnya tidak bisa digerakkan.

Peritiwa itu terjadi saat Syaiful pulang bekerja di kebun sawit milik perusahaan Malaysia di Serian, Serawak, 16 Februari 2014, sekitar pukul 17.00 WIB. Hari itu, dia merasa ingin cepat tiba di rumah agar bisa segera mandi di parit jumbo, sekitar perkebunan.

Setelah hampir sampai di rumah, Syaiful segera melepaskan pakaian dan mengambil handuk. Dia berniat mandi terlebih dahulu sebelum beristirahat.

"Saya turun ke kanal buatan, tapi tembus ke muara sungai. Awalnya langsung mau nyelam, tapi tak jadi karena ada rumput melintas di tengah," kata Syaiful, Selasa (15/4/2014).

Syaiful kemudian berupaya untuk menjauhkan rumput tersebut. Dalam hitungan detik, bukannya rumput menjauh, kaki kirinya justru digigit oleh buaya yang diperkirakan sepanjang 3 meter.

"Ternyata rumput sudah di atas badannya. Jadi begitu saya mau ambil sampah, begitu juga dia menyambar kaki," tutur Syaiful.

Mendapati kejadian tersebut, Syaiful berupaya memegang kayu jamban dengan erat. Sementara kaki kanannya menendang-nendang kepala buaya.

"Posisi saya berputar. Tangan memegang kayu jamban, sementara badan di atas air. Satu menit lebih posisi saya seperti itu," kata dia.

Berselang beberapa menit, Syaiful ditarik oleh buaya itu ke tengah, namun tidak tenggelam. Saat itu, yang terfikir hanya bagaimana bisa selamat.

"Saya ditarik sampai dua meter dari posisi pertama. Saat itu yang teringat hanya istri dan anak di rumah. Itu yang membuat saya berusaha menyelamatkan diri," kata dia.

Seusai menyeret tubuh Syaiful, buaya itu tiba-tiba diam. Syaiful berupaya memegang rumput di pinggiran kanal. Saat itu pula, kakinya kembali ditarik.

"Saya berusaha bertahan. Kaki kanan tetap menendang buaya, sementara tangan saya menarik rumput. Sekuat tenaga saya berusaha lepas," katanya.

Usahanya tidak sia-sia. Syaiful akhirnya bisa menyelamatkan diri dan naik ke daratan di seberang pemondokannya. Di situ dia berusaha meminta bantuan rekannya agar bisa mencarikan jemputan ke rumah sakit.

"Saya kemudian diantar ke rumah sakit di Serian. Setelah itu kita ke Kuching. Di Kuching saya dan dokter sepakat untuk amputasi, karena yakin akan lebih baik. Rasanya mimpi dengan apa yang terjadi. Tulang kaki saya lihat patah. Otot sobek dan jari-jari juga tak bisa digerakkan," kata dia.

Berobat di Serian, perusahaan tempat dia bekerja menanggung semua biaya. Namun saat di Kuching, Syaiful membayar sendiri biaya pengobatan hingga 2900 ringgit.

"Beberapa waktu lalu ada dari perusahaan memberikan 2000 ringgit. Katanya untuk mengganti biaya berobat dan operasi di Kuching. Kecewa pasti ada dengan perusahaan sana. Tapi mau gimana lagi. Ikhlaskan saja," paparnya.

Pulang dari Malaysia, Syaiful tidak kerja. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan belajar menggunakan satu kaki selama beraktivitas.

Saat ini, Syaiful memerlukan kaki palsu untuk beraktivitas. Beberapa aktivis sosial yang peduli, berupaya mencarikan bantuan untuk kaki palsu tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com