Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibunuh, Didi-Anita Berencana Jual Rumah Rp 3,5 Miliar

Kompas.com - 14/04/2014, 19:34 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Pasangan suami istri, Didi Haswadi (59) dan Anita Anggraeni (51), yang hilang dari rumahnya di Bandung dan ditemukan tewas di Banten, ternyata berencana menjual rumahnya di Jalan Batu Indah Raya No 46A, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Bandung, Jawa Barat.

"Iya, jadi rencananya rumah ini mau dijual. Harganya 3,5 miliar," kata keponakan korban, R Ivan Budiman, saat menunggu kedatangan jenazah kedua korban dari RSUD Serang, Banten, Senin (14/4/2014).

Ivan mengaku tidak tahu siapa orang yang akan membeli rumah tersebut. Namun, dia menuturkan bahwa Didi dan Anita pernah meminjamkan sertifikat rumah kepada calon pembeli untuk digadaikan ke bank. Namun, pihak bank tidak menyetujuinya.

"Jadi, si pembeli sempat meminjam sertifikat rumah ke pemilik rumah untuk digadaikan ke bank. Tapi, tidak di-acc pihak bank," kata Ivan.

Karena tidak disetujui sementara Didi dan Anita juga terus menagih, calon pembeli rumah itu mengembalikan sertifikat rumah tersebut. Menurut Ivan, beberapa waktu kemudian, calon pembeli tersebut datang lagi dengan niat meminjam kembali sertifikat rumah. Namun, Didi dan Anita tidak memberikannya.

Setelah itu, lanjutnya, calon pembeli membujuk dengan memberikan DP terlebih dahulu sebesar Rp 4 juta dengan permintaan agar Didi dan Anita meninggalkan rumah tersebut secepatnya. Namun, menurut Ivan, paman dan bibinya itu tidak mau.

"Jadi, setelah calon pembeli menaruh DP Rp 4 juta, calon pembeli meminta saudara saya untuk meninggalkan rumah tersebut. Sekarang gini saja, masa rumah harganya Rp 3,5 miliar, tapi DP-nya cuma Rp 4 juta. Selain itu, dengan DP Rp 4 juta itu, saudara saya disuruh pergi untuk meninggalkan rumah," tambah Ivan.

Sementara itu, kakak Anita, Deni Ernawan (60), menceritakan, sekitar dua bulan sebelum keduanya dibunuh, ada empat orang yang sempat datang ke rumah tersebut untuk membicarakan soal jual-beli rumah.

"Sebelumnya, saya bilang ke adik saya, hati-hati dengan orang itu (yang diduga pelaku)," kata Deni tanpa menyebut pasti siapa orang-orang yang dimaksudnya.

Ketua RT 05, Usdi Suryana (62), mengaku masih melihat pasangan tersebut saat mencoblos di TPS 14, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, 9 April lalu.

"Saya melihat terakhir pas pemilu, keduanya baik-baik saja. Kejadian ini di luar dugaan saya. Korban juga enggak ada masalah dengan warga," kata Usdi saat ditemui di rumahnya.

Pada Kamis (10/4/2014) dini hari, salah satu petugas keamanan di kompleks tersebut, Harun, juga mengaku masih melihat Didi di rumahnya.

"Kebetulan saya lagi piket waktu itu. Kamis dini hari, saya melihat Pak Didi sedang ngasih makan kucing," kata Harun.

Hilangnya pasangan suami istri ini diketahui setelah putri tunggalnya, Anggiane (27), kehilangan kontak dengan orangtuanya, Kamis malam. Anggiane memutuskan untuk mengecek ke rumah pada hari Minggu (13/4/2014). Karena pintu rumah terkunci sementara gerbang terbuka, Anggiane melaporkan ke polisi. Saat pintu rumah dibuka, Anggiane melihat bercak darah dan jejak kaki berdarah di tangga.

Mobil yang biasa terparkir di parkiran rumah itu, Grand Livina silver dengan nomor polisi D 68 TT, hilang. Selain itu, emas, BPKB mobil, serta sertifikat tanah juga hilang.

Sementara itu, di Banten, warga menemukan dua mayat di sebuah hutan di Pandeglang, Jumat (11/4/2014). Setelah dikonfirmasi, keluarga membenarkan bahwa kedua mayat itu adalah pasangan Didi dan Anita. Kedua jenazah didatangkan dari Serang, Banten, sekitar pukul 14.30 WIB. Setelah dishalatkan, kedua jenazah langsung dimakamkan di TPU Cikutra sore tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com