Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2014, 15:21 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com -- Sejumlah koruptor yang mendekam di dalam Lapas Sukamiskin, Bandung, mengaku enggan untuk golput. Salah satunya adalah mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Muhammad, yang terjerat kasus korupsi suap Piala Adipura 2010, penyalahgunaan APBD, suap kepada pemeriksa dari BPK dan penyalahgunaan anggaran makan-minum DPRD Kota Bekasi. Menurut Mochtar, nasib bangsa ditentukan pada hari ini.

"Kami enggak 'golput'-lah. Hari ini nasib bangsa harus kita tentukan. Kawan-kawan di sini tetap memberikan suaranya," katanya di Lapas Sukamiskin, Kota Bandung, Rabu (9/4/2014).

Selain itu, mantan bendahara Partai Demokrat M Nazarudin yang ikut dalam antrean di TPS 49 berharap pemilu tahun ini bisa sukses melahirkan pemimpin negara yang jujur. Nazaruddin yang mendapat nomor antrean 334 berharap masyarakat bisa memilih dengan bijak.

"Jangan 'golput' kalau mau ikut memperbaiki negara. Jangan pilih partai dan presiden yang pura-pura baik pilih partai yang jujur," ucapnya.

Narapidana kasus penggelapan pajak, Gayus Tambunan, juga menyatakan bahwa dirinya memutuskan untuk memilih dalam penyelenggaraan pemilu tahun ini.

"Saya nyoblos-lah. Sebagai warga negara yang baik, harus ikut," ucap Gayus.

Sebelumnya diberitakan, pesta demokrasi juga diikuti oleh para narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin. Mereka mencoblos di TPS 49 yang berada di dalam lapas.

Ratusan napi tampak berbaris rapi menunggu giliran untuk menggunakan hak pilih sebagai warga negara. Meski mengantre cukup panjang, tidak ada kesemrawutan yang terjadi.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, sekira-kira pukul 09.00 WIB, sejumlah terpidana kasus korupsi tampak menunggu giliran untuk mencoblos, seperti mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, terpidana korupsi kasus pajak Gayus Halomoan P Tambunan, mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad, mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin, dan mantan Bupati Subang Eep Hidayat.

Gayus tampak "nyentrik" dengan kaus berwarna merah dan kacamata hitam. Sebelum mencoblos, mereka tampak mengobrol di salah satu tempat kunjungan sambil menunggu antrean.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com