Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikmat, TPS ala Pesantren di Magelang

Kompas.com - 09/04/2014, 12:30 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Suasana hikmat sangat terasa ketika masuk ke tempat pemungutan suara (TPS) 10, Dusun Kauman II, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, pada pemilihan legislatif (Pileg), Rabu (9/4/2014).

Para petugas tampak mengenakan pakaian ala santri pondok pesantren, mengenakan baju koko, sarung dan peci. Sementara petugas keamanan tetap memakai seragam linmas, tapi berlilit kain sarung.

Suasana juga terdengar sakral karena tilawah ayat suci al-Quran senantiasa mengalun dari tape-recorder selama pemungutan suara.

Sebelum masuk ke ruangan TPS berukuran sekitar 10x5 meter itu, para pemilih diharus melepaskan alat kaki layaknya ketika masuk Masjid.

Turaikhan, Ketua KPPS TPS 10, mengatakan konsep pesantren yang diartikan Pesan dan Tren mengandung arti bahwa saat ini banyak tren jual beli suara (money politik) maka melalui konsep ini, pihaknya berpesan agar para pemilih sebaiknya kembali memilih dengan hati nurani bukan karena uang.

"Kami sangat prihatin dengan tren transaksi suara belakangan ini. Kami ingin mengetuk hati warga kami agar memilih dengan hati nurani," ujar Turaikhan yang saat itu memakai pakaian ala kyai, jubah putih dan surban, di depannya tertampang tulisan berbunyi "Ust Gundul Bumi".

Setiap pemilu maupun pilkada, TPS ini memang selalu membuat konsep kreatif. Mulai dari TPS ala petani, kesenian tradisonal dan sebagainya.

Menurut Turaikhan, dengan ide kreatif tersebut terbukti mampu meningkatkan partisipasi warga datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya. "Baru jam 10 sudah ada 70 persen dari 319 DPT, yang mencoblos," kata Turaikhan.

Sementara itu, salah satu pemilih Nazilatul Munawaroh, mengaku kagum dengan konsep TPS ini. Menurutnya, TPS menjadi tidak terkesan formal dan kaku. "Idenya bagus, menarik, dan pesan yang disampaikan ke masyarakat lebih mengena," ucap gadis 19 tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com