Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyepi, Pantai Kuta dan Denpasar Lengang

Kompas.com - 31/03/2014, 10:19 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com
- Pantai Kuta terlihat sepi, Minggu (31/3/2014) pagi. Jalanan yang biasanya dipenuhi oleh kendaraan dan pejalan kaki kini tampak lengang. Momen Nyepi di Pulau Bali menjadikan Pantai Kuta yang biasanya padat kini sepi tanpa ada aktivitas apa pun.

Pemandangan pantai tersohor di Pulau Bali ini nampak sangat berbeda dari kesehariannya. Tidak ada kemacetan di jalan, parkir kendaraan di badan jalan yang tidak teratur ataupun kebisingan suara musik dari kafe-kafe di pinggir pantai. Hanya terlihat beberapa petugas keamanan hotel di sekitar pantai yang ikut menjaga tamu dalam hotel agar tidak keluar.

Tenangnya suasana pantai Kuta pagi ini juga membuat suara deburan ombak lebih keras dari biasanya, bahkan terdengar dari jarak sekitar 30 meter dari bibir pantai.

Wajah asli pantai Kuta nampak jelas ketika matahari mulai terbit. Biru warna laut dipadu dengan putihnya pasir menambah keasrian pemandangan pantai. Suara kicauan burung dan hembusan angin dari pepohonan di sekitar pantai juga terdengar jelas. Membuat kealamian dari pantai ini semakin nyata.

Denpasar sunyi

Situasi serupa juga tampak di Kota Denpasar, seperti dikutip dari Antara. Tempat wisata dan pusat perekonomian lainnya yang sehari-hari diwarnai kemacetan lalu lintas berubah total menjadi sunyi, Senin pagi. Wisatawan mancanegara yang sengaja berlibur di Bali tidak boleh keluar dari hotel atau tempat penginapan lainnya.

Suasana sepi menyelimuti lingkungan pemukiman dalam wilayah kota Denpasar karena penghuninya mengurung diri dalam rumah ataupun ditinggal mudik. Meski demikian, petugas keamanan desa adat (pecalang) di setiap dusun senantiasa memantau.

Dari 35 desa adat di Kota Denpasar masing-masing mengerahkan sepuluh pecalang untuk melakukan patroli, di samping disiagakan pecalang dari 360 dusun di ibukota provinsi untuk mengawasi wilayahnya masing-masing.

Menurut Ketua Persatuan Forum Pecalang Kota Denpasar I Made Mudra dalam partroli dan memantau kondisi masyarakat itu sangat diperlukan adanya koordinasi antarpecalang desa adat. Pecalang akan membantu masyarakat sekaligus mengantarnya jika ada warga yang membutuhkan pertolongan ke rumah sakit, misalkan untuk melahirkan atau mendapatkan pertolongan medis.

Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar terkait hal tersebut dan telah menyiapkan 15 ambulan yang tersebar di lima titik. Mereka juga membuka layanan telepon jika membutuhkan bantuan pecalang.

Sementara itu, Bandara Ngurah Rai dan seluruh pintu masuk ke Pulau Dewata, seperti Pelabuhan Benoa (Denpasar), Celukan Bawang (Buleleng), Pelabuhan Gilimanuk, ditutup sementara sejak tadi malam. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 1999 sesuai surat keputusan Dirjen Perhubungan, Kementerian Perhubungan Nomor AU 126961/DAU/7961/ 99, tertanggal 1 September 1999 dan diperkuat surat edaran Gubernur Bali Made Mangku Pastika kepada empat menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com