Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dianggap Mampu Atasi Persoalan TKI

Kompas.com - 28/03/2014, 19:45 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com — Sebanyak 22 organisasi buruh migran di beberapa daerah di Jawa Timur menyatakan dukungan untuk calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi. Jokowi dinilai akan mampu memperjuangkan nasib buruh migran, khususnya di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya.

Dukungan dari 22 organisasi buruh migran untuk Jokowi itu disampaikan Ati Lestari, Koordinator Komunitas Buruh Migran Jawa Timur, melalui rilis yang dikirim ke Kompas.com, Jumat (28/3/2014) malam. Sebanyak 22 organisasi buruh migran itu tergabung dalam Komunitas Aliansi Rakyat Merdeka (ARM).

"Penindasan dan penganiayaan yang dialami buruh migran Indonesia (TKI) di luar negeri tak pernah usai. Karena kita mengambil sikap dan menentukan pilihan," katanya.

Menurut Ati, lemahnya kepemimpinan dan sumber daya manusia yang mengurus persoalan buruh migran menyebabkan permasalahan TKI tak pernah tuntas.

"Buruh migran hanya dijadikan lahan bisnis dengan jaminan perlindungan hukum yang setengah hati. Sedikitnya 6,5 juta TKI bekerja di luar negeri dan mengirimkan Rp 80 triliun per tahun yang langsung menggerakkan sektor riil di daerah," katanya.

Malaysia merupakan negara penempatan TKI terbanyak dengan sedikitnya 2,2 juta TKI, disusul Arab Saudi 1,5 juta TKI, dan sisanya di negara Asia Pasifik.

"Dari 6 juta buruh migran yang ada di luar negeri itu, 60 persen dikirim tanpa prosedur, baik prosedur yang ditetapkan Pemerintah Indonesia maupun prosedur yang ditetapkan pemerintah negara tujuan," beber Ati.

Di Indonesia, lanjut Ati, kontrol terhadap proses migrasi sangat lemah. Hal itu bisa dilihat dari lemahnya perlindungan terhadap buruh migran selama proses migrasi ke negara-negara tujuan yang cenderung mengarah ke praktik perdagangan manusia.

"Akibatnya, masih banyak buruh migran yang mendapatkan penyiksaan. Pada pemilu yang akan datang adalah tahun penentuan nasib buruh migran Indonesia. Pemilu 2014 adalah titik balik bagi perubahan nasib buruh migran Indonesia," ungkapnya.

Dari itu, keluarga besar TKI di Jawa Timur dan Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) sebagai wadah yang terdiri dari berbagai komponen buruh, tani, pedagang kaki lima, sopir, nelayan, menilai bahwa pencalonan Jokowi sebagai presiden oleh PDI-P wajib didukung oleh semua komponen TKI di Jawa Timur dan seluruh Indonesia.

"Pencalonan Jokowi telah memberi harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk bangkit kembali dari keterpurukan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Jokowi dinilai mampu memperjuangkan dan memperbaiki nasib buruh migran," tegasnya.

Untuk itu, komunitas buruh migran se-Jawa Timur menyerukan kepada seluruh buruh migran dan keluarganya untuk menggunakan hak politiknya pada Pemilu 2014 mendatang, sebagai bagian dari upaya perubahan nasib dan kondisi buruh migran Indonesia.

Keluarga besar TKI Jawa Timur menyatakan bergabung dengan Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) untuk mewujudkan perjuangan bersama demi meningkatkan harkat dan martabat buruh migran dan keluarga buruh migran.

"Untuk itu, bersama dengan Aliansi Rakyat Merdeka, keluarga buruh migran Jawa Timur mendukung Jokowi sebagai capres dari PDI-P dalam Pemilu 2014 mendatang," tandas Ati.

Adapun 22 organisasi buruh migran di Jawa Timur yang sepakat mendukung Jokowi sebagai presiden di antaranya terdapat di Kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, Madiun, Lamongan, Situbondo, Gresik, Kediri, Ponorogo, Trenggalek, Sampang, Surabaya, Sidoarjo, Ngawi, Magetan, dan Pacitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com