Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Kesejahteraan, Ada Gerakan "Durianiasi" di Magelang

Kompas.com - 28/03/2014, 14:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Siapa tidak kenal durian? Hampir semua orang mengenal buah yang satu ini. Selain memiliki rasa dan aroma yang khas, durian juga mempunyai nilai jual yang tinggi. Inilah yang melatarbelakangi Tri Yudho Purwoko (65), warga Dusun Gading Legok, Desa Podosuko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, untuk melakukan "durianisasi" di sekitar tempat tinggalnya.

Pur, panggilan akrabnya, dengan sukarela membagikan sekitar 2.000 bibit durian jenis montong kepada warga yang tersebar di Desa Podosuko dan Tirtosari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

"Tujuan saya hanya ingin membantu meningkatkan taraf ekonomi warga. Karena durian memiliki nilai investasi yang tinggi," ungkap Pur ditemui di rumahnya, Jumat (28/3/2014).

Menurut Pur, setiap tahun omset yang bisa dihasilkan dari durian bisa mencapai miliaran rupiah.

"Dengan asumsi satu pohon bisa panen 50 buah per musim, jika harga jual Rp 20.000 per buah, di kali 50 buah, dikali 1000 pohon, itu nilainya bisa semiliar," kata Pur berapi-api.

Cita-cita Pur yang juga pengusaha kuliner itu bukan tanpa alasan. Dirinya melihat warga sekitar yang hanya mengandalkan pekerjaan buruh tani untuk menopang kehidupan sehari-hari. Jika "durianisasi" ini bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh maka bukan tidak mungkin, desa yang berada di lereng Merapi itu menjadi salah satu sentra durian di Kabupaten Magelang.

"Harapan kami, ke depan desa ini bisa menjadi tujuan andalan pecinta durian, selain Kecamatan Candimulyo yang setiap tahun menggelar Festival Durian," harap Pur.

Bibit durian yang diambilnya juga bukan bibit sembarangan, tapi bibit durian unggul jenis montong dari Kecamatan Salaman. Kepada warga, dia berpesan agar benar-benar merawat pohon durian yang dia berikan dengan baik, misalnya dengan tidak memberikan pupuk kimia, tapi pakai organik.

"Kondisi tanah di desa ini juga sudah mendukung, karena jenis tanah vulkanis muda, yang sifatnya tidak mengingkat air sehingga pohon bisa tumbuh bagus," jelas Pur.

Daryono (45), Kepala Dusun Gadinglegok, Kelurahan Podosuko, mengaku senang dengan adanya "durianisasi" ini. Karena bisa meningkatkan produktivitas masyarakat. Apalagi dibagikan secara cuma-cuma.

"Senang sekali bisa dapat bibit durian. Meski Pak Pur ini hanya warga biasa, tidak menjabat apapun di pemerintahan dan bukan pula calon legislatif tapi beliau sangat perhatian dengan masyarakat dan lingkungan sekitar," ungkap Daryono.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Podosuko, Edi Susilo (48). Menurut Edi, durianisasi ini sesuai dengan dengan visi misi desa yang ingin mensejahterakan warga dari sisi pertanian. Dijelaskan Edi, lahan di wilayah ini lebih cenderung lahan kering yang hanya ditanami pohon kayu, seperti albasia dan sengon.

"Harapan kami dengan durianisasi ini bisa meningkatkan ekonomi warga yang mayoritas buruh tani dengan penghasilan 35.000 per hari," tutup Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com