Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Merapi 'Batuk', Gemuruhnya seperti Suara Helikopter..."

Kompas.com - 27/03/2014, 17:42 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com 
— Hujan abu akibat aktivitas embusan Gunung Merapi, Kamis (27/3/2014), dirasakan oleh masyarakat Sleman, terutama yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB). Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Heri Suprapto mengatakan, kawasan yang dilanda hujan abu dan pasir antara lain Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, Glagaharjo, dan Cangkringan.

Heri menuturkan, saat Merapi mengeluarkan asap tebal sekitar pukul 13.12 WIB, ada suara gemuruh yang menyertainya.

"Suara gemuruhnya seperti helikopter," ujar Heri, Kamis sore.

Setelah itu, dia mengatakan, hujan abu dan pasir turun di sisi selatan dan timur. Sampai pukul 15.00 WIB, hujan abu dan pasir masih terjadi.

Meski demikian, menurut Heri, pengungsian hanya dilakukan untuk warga lansia, perempuan, dan anak balita di beberapa dusun. Mereka diungsikan ke Balaidesa Glagaharjo.

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandriyo menegaskan, material yang dikeluarkan oleh embusan Merapi merupakan sisa erupsi tahun 2010. Meski disertai abu dan material kerikil, aktivitas tersebut masih dalam taraf wajar.

"Warga tidak perlu mengungsi. Jika ada perkembangan, nanti akan diinformasikan," tandasnya.

Subandriyo menuturkan, pasca-embusan, Gunung Merapi kembali normal. Tidak ada perubahan peningkatan aktivitas yang signifikan. Status Gunung Merapi tetap Aktif Normal. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi pada hari ini kembali mengeluarkan embusan yang disertai dengan suara gemuruh. Akibat embusan selama 5 menit ini, beberapa wilayah di sekitar Gunung Merapi dalam radius 7 km diguyur hujan abu, pasir, dan kerikil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com