Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Lebih PIlih Jadi Penambang Emas, Ratusan Siswa Putus Sekolah

Kompas.com - 21/03/2014, 18:08 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com - Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Buru, Maluku, sudah tidak lagi mengenyam pelajaran di sekolah layaknya siswa di sekolah lain sejak beberapa tahun terakhir ini. Hadirnya areal penambangan emas di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait Kabupaten setempat ditengarai menjadi salah satu faktor para guru lebih memilih menjadi penambang dan meninggalkan tugasnya sebagai tenaga pengajar di dua sekolah itu.

Dua SD yang tercatat ditinggal para gurunya, yakni SD Inpres Ukalahin Kecamatan Air Buaya dan SD Inpres Modanmohe. Salah seorang warga Air Buaya, Kabupaten Buru, Kisman Ibrahim mengatakan, kekosongan guru di dua sekolah itu sudah terjadi lebih dari setahun lalu. Para guru lebih memilih beraktivitas menjadi penambang dibanding menjadi uru di sekolah akibatnya siswa di dua sekolah itu hingga kini terlantar.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak lama, itu karena para guru lebih memilih menjadi penambang ketimbang mengajar di sekolah,” kata Kisman.

Sebelumnya, kasus serupa juga telah disampaikan salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Maluku, Anna Latuconsina saat dirinya melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Buru, saat itu Anna menemukan adanya sejumlah sekolah yang ditinggl para guru dengan alasan menambang. Terkait masalah itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Maluku, Semy Risambessy mengakui jika kondisi tersebut lebih disebabkan karena para guru lebih memilih beraktifitas sebagai penambang.

“Tentunya kita sangat sesalkan hal seperti itu. Tapi memang mau gimana para guru disana ada yang masih dbayar Rp 600.000 per bulan, akhirnya mereka lebih memilih menjadi penambang daripada tenaga pengajar," ungkap Semy kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Jumat (21/3/2014).

Dia mengungkapkan, terkait kekosongan tenaga guru di sejumlah sekolah di wilayah terpencil di Maluku pihaknya telah mendistribusikan 1.500 guru ke seluruh kabupaten Kota di Maluku untuk mengatasi masalah tersebut.

”Jadi langkah ini adalah upaya untuk mengatasi masalah kekurangan guru yang ada di sekolah-sekolah khususnya untuk daerah terpencil di Maluku,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com