Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, Pelabuhan Ketapang Ditutup Sementara

Kompas.com - 21/03/2014, 14:33 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pelabuhan ASDP Ketapang yang melayani jalur penyeberangan Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk Bali ditutup akibat angin kencang, Jumat (21/3/2014), sejak pukul 09.40 Wib. Petugas Syahbandar Pelabuhan Ketapang, Onny Dwi Istiono, mengatakan, penutupan dilakukan karena berpotensi membahayakan keselamatan penumpang.

"Gelombang di Selat Bali cukup tinggi dan rencananya akan dibuka kembali jika cuaca kembali normal. Tadi sekitar jam 10.40 sempat dibuka lagi tapi hanya 15 menit karena kondisi angin masih tetap kencang," jelasnya.

Ia menjelaskan, angin yang kuat kencang mengakibatkan kapal kesulitan sandar di pelabuhan Ketapang. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Pelabuhan Gilimanuk Bali yang juga menyatakan bahwa kondisi cuaca kurang kondusif.

"Angin yang kuat membahayakan keselamatan pelayaran," jelasnya.

Ia mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan operator pelayaran untuk memginformasikan kepada calon penumpang agar mengetahui kondisi buruk yang sedang melanda perairan di wilayah Banyuwangi.

"Penumpang mengerti dan memahami karena cuaca memang tidak bisa diprediksi," tambahnya.

Sementara itu, Petugas Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, Gigik Nurbaskoro, menjelaskan, tinggi gelombang di wilayah Selat Bali mencapai 1,5 meter.

"Sedangkan kecepatan angin mencapai 42 kilometer per jam dan sangat berbahaya untuk penyeberangan," jelasnya.

Akibat penutupan pelabuhan, hingga pukul 14.00 Wib, ratusan kendaraan seperti bus pariwisata, truk dan kendaraan pribadi antre memadati area pelabuhan. Namun, antrian tersebut tidak sampai meluber ke luar pelabuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com