Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Asap, Penerbangan dari dan ke Pekanbaru Distop sampai 15 Maret

Kompas.com - 13/03/2014, 12:22 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak 16 maskapai, yang tergabung dalam Komite Operator Maskapai Penerbangan (Airlines Operator Comittee/AOC) Pekanbaru menghentikan seluruh penerbangan ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru hingga tanggal 15 Maret. Penerbangan distop sementara akibat makin tebalnya asap yang menyelimuti Riau.

"Seluruh penerbangan dihentikan hingga 15 Maret, dan ada kemungkinan diperpanjang apabila kondisi asap tidak kunjung membaik," kata Ketua AOC Pekanbaru, Ahmad Nixon, di Pekanbaru, Rabu (12/3/2014).

Ia mengatakan, ada sembilan penerbangan reguler yang dipastikan berhenti beroperasi untuk sementara, yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, Firefly, Air Asia, Tiger Air Mandala, Citilink, Silk air, dan Sky Aviation. Sisanya yang ikut berhenti beroperasi adalah maskapai penerbangan carter.

Ahmad mengaku bahwa keputusan berhenti terbang itu terpaksa diambil karena atas pertimbangan keselamatan penumpang dan demi menghindari kerugian bisnis yang makin besar. Pasalnya, sudah sekitar sebulan terakhir, aktivitas penerbangan di Pekanbaru terganggu karena asap memperpendek jarak pandang.

Oleh karena itu, saat ini, tiket untuk penerbangan dari dan menuju Pekanbaru tidak dijual hingga tanggal 15 Maret. Penumpang yang terlanjur membeli tiket, penerbangannya akan dijadwalkan ulang.

"Atas keputusan ini kami meminta maaf kepada penumpang. Dan ini terpaksa dilakukan karena maskapai lebih mengutamakan prinsip keselamatan dalam penerbangan," tambahnya.

Station Manager Garuda Indonesia Pekanbaru, Irawan Suryadi, mengatakan asap kebakaran Riau sudah menghancurkan iklim investasi di bisnis penerbangan. Ia mengatakan, setiap pembatalan dan penundaan terbang mengakibatkan kerugian bagi maskapai berkisar Rp 8 juta hingga Rp 11 juta per pesawat.

"Kalau pesawat dialihkan bisa lebih mahal lagi karena bisa sampai Rp 80 juta kerugiannya," katanya.

Kerugian itu berasal dari pengembalian uang tiket penumpang, bahan bakar, kompensasi untuk penundaan, hingga kekacauan dalam rotasi pesawat.

"Diperkirakan dalam tiga minggu ini, kerugian Garuda sudah lebih dari Rp20 miliar," katanya.

Sementara itu, Airport Duty Manager SSK II Ibnu Hasan mengatakan, sudah ada 64 penerbangan dari dan menuju Pekanbaru yang terpaksa batal akibat pekatnya asap. Ia mengatakan, asap membuat jarak pandang turun hingga di bawah batas aman minimal. Sejak pagi hari, rata-rata jarak pandang hanya berkisar 300-700 meter.

"Artinya jarak padang di bawah batas minimal, hanya bisa pesawat untuk lepas landas, tapi untuk mendarat tidak bisa karena sesuai aturan minimal adalah 1.000 meter," katanya.

Ia menjelaskan Bandara SSK II di bawah naungan PT Angkasa Pura II, melayani 78 penerbangan domestik dan internasional setiap hari dalam kondisi normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com