Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Harus Bertahan di Tengah-tengah Kabut Asap

Kompas.com - 13/03/2014, 08:10 WIB

Hitungan Kompas, apabila satu keluarga harus mengeluarkan biaya Rp 200.000 untuk mengobati ISPA dan penyakit lainnya, niscaya jumlah uang ekstra yang harus mereka keluarkan mencapai miliaran rupiah.

Pemerintah abai
Penderitaan masyarakat Riau semakin lengkap ketika Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, menjadi terminal yang paling terganggu selama sebulan terakhir. Akibatnya, jika warga ingin ”lari” dari Riau, seolah tertutup jalannya.

Sebab, sudah lebih 300 penerbangan yang tertunda, baik kedatangan maupun keberangkatan dari dan ke Pekanbaru. Puluhan penerbangan lainnya harus mengalihkan pendaratan ke bandara lain karena tak mungkin mendarat dalam kondisi jarak pandang pendek yang bisa membahayakan penerbangan.

Rabu kemarin, semua penerbangan komersial akhirnya menghentikan penerbangan dari dan ke Pekanbaru sampai 15 Maret. Menurut juru bicara Komisi Operator Maskapai Pekanbaru, Ahmad Nixon, penghentian itu akan dikaji lagi setelah tanggal 15 Maret.

”Kami belum dapat memastikan akan melayani penumpang dari dan ke Pekanbaru setelah 15 Maret karena menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana belum ada kecenderungan cuaca akan berubah. Kami jelas mengalami kerugian, tetapi harus mengedepankan keselamatan,” kata Nixon.

Y Ardanis Sirompak, pengamat ruang publik Riau, hanya berkomentar singkat, ”Pemerintah abai dan lalai. Kami sangat sedih karena Presiden tak menganggap asap Riau sebagai bencana kemanusiaan yang sudah membuat jutaan rakyat Riau menderita.”

Warga Riau memang seolah dibiarkan menghadapi bencana itu sendirian. Harapan kepada pemerintah pusat tampaknya kecil saat ini. Menjelang Pemilu 9 April 2014, elite politik di Jakarta sedang sibuk. Presiden, menteri, dan anggota DPR beramai-ramai mengambil cuti untuk berkampanye.

Langkah untuk mengatasi kabut asap di Riau dengan penghentian pembakaran lahan memang sudah terlihat meskipun kurang optimal. Tentu patut diacungi jempol operasi memburu para pembakar lahan oleh Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Asap Riau dari Korem 031/Wirabima, Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com