Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Kelud Juga Rusak Buah Nanas di Kediri

Kompas.com - 02/03/2014, 09:28 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI, KOMPAS.com
- Komoditas buah nanas di lereng Gunung Kelud banyak yang rusak akibat tertimpa batu saat terjadinya erupsi 13 Februari 2014. Hal ini membuat petani nanas merugi.

Seperti yang dialami para petani di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Buah nanas mereka banyak yang rusak, padahal sudah memasuki masa panen. Akibatnya, harga jual di tingkat petani tidak dapat maksimal.

Padahal, Kecamatan Ngancar dan Kecamatan Plosoklaten selama ini dikenal sebagai daerah penghasil nanas. Nanas mereka dikirim hingga ke Jakarta maupun Jawa Barat.

"Ini lho mas contohnya. Nanas 'luka' sehingga busuk karena tertimpa batu," kata Eko Prasetio (32) sambil menunjukkan nanas yang rusak kepada Kompas.com, Sabtu (1/3/2014).

Selain banyak yang busuk, tanaman nanasnya juga terancam puso atau gagal panen. Pasalnya, kondisinya banyak tertimbun abu vulkanis. "Karena banyaknya abu itu menyebabkan nanas cepat matang. Matang sebelum waktunya," katanya.

Eko memprediksi, akan ada penurunan kualitas nanas dari 25 hingga 30 persen. Sedangkan kerugian diprediksi mencapai jutaan rupiah.

ia mencontohkan, dari salah satu petak sawahnya yang berukuran 30 are, saat ini hanya menghasilkan uang Rp 3 juta. "Biasanya untuk petak seukuran 30 are, dapat uang Rp 5 juta," katanya.

Akibat petani nanas banyak yang gagal panen, harga jual komoditas pun naik. Salah seorang pedagang nanas, Wagiran mengatakan, nanas jenis A atau kualitas bagus seberat 0,5 hingga 0,7 kilogram, saat ini menyentuh harga Rp 2.500. Sebelum erupsi, jenis itu hanya seharga Rp 2.200.

Sebelumnya, gunung berketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut itu meletus dan memuntahkan jutaan kubik material vulkanis. Lebih dari 7.000 ribu hektar lahan di Kediri rusak akibat erupsi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com