Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Korupsi, Ketua Hanura Semarang Laporkan Balik Kadernya

Kompas.com - 25/02/2014, 16:34 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Ketua DPC Hanura Kabupaten Semarang, Kusulistiyono mengancam menggugat balik sejumlah kadernya yang telah melaporkan kasus dugaan korupsi dana bantuan politik ke unit Tipikor Polres Semarang, Senin (24/2/2014) kemarin.

Empat kader Hanura dan tiga pengurus anak cabang akan dilaporkan balik atas dugaan pencemaran nama baik.

"Mereka mencemarkan nama baik Hanura. Tuduhan mereka itu tidak berdasar, semua anggaran sudah digunakan sesuai peruntukannya," kata Kusulistiyono, Selasa (25/2/2014) siang.

Kusulistiyono yang juga anggota DPRD Kabupaten Semarang itu mengklaim, dalam Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dana bantuan partai politik yang sudah diserahkan ke kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tidak ditemukan pelanggaran. Secara internal pun, kata dia, penggunaan dana bantuan parpol selalu dirapatkan secara terbuka oleh pengurus.

"Selalu melalui rapat dan (selama ini) tidak ada protes. Sebenarnya mana yang jadi masalah? Mereka juga sudah melaporkan ke DPD dan DPP, namun tidak ditanggapi karena tidak terbukti. Jika ada pelanggaran, tentu sudah dikembalikan oleh Kesbangpol," kilah pria yang akrab disapa Kusulis ini.

Kusulis menjelaskan, dana bantuan parpol yang bersumber dari APBD itu sudah dilaksanakan untuk pendidikan politik. Misalnya, sosialisai partai termasuk pagelaran wayang, konsolidasi dan koordinasi partai.

"Penyebaran atribut, sosialisasi dan biaya nanggap wayang juga sama dengan pendidikan politik. Mereka itu yang tidak tahu mekanisme perpolitikan, dan saya anggap orang liar dan bodoh," ujarnya.

Ia menduga, sejumlah kader dan pengurus yang melaporkannya atas dugaan korupsi dana bantuan parpol sengaja untuk menggembosi partai. "Jangan-jangan mereka ada upaya menggembosi partai ini. Apalagi ini tahun politik. Seandainya benar (ada penggembosan), saya imbau, ayo berpolitiklah yang santun," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com