Aksi yang digelar di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga ini diwarnai aksi pembakaran bendera Partai Demokrat. "Kami menolak kedatangan SBY ke Yogyakarta. SBY ke Yogyakarta untuk bertemu kader-kader partai merupakan konsolidasi dalam upaya mempertahankan rezimnya," tegas Koordinator aksi Agus Luky saat ditemui di lokasi, Minggu (23/2/2014).
Agus mengungkapkan, selama memimpin negara ini, SBY telah gagal menjalankan amanat Undang-Undang 1945. Rakyat semakin sengsara dan jauh dari hidup sejahtera.
"Kebijakan pemerintah rezim SBY selama ini tidak memihak ke rakyat. Hampir semua aspek juga dikuasai pihak asing sehingga rakyat semakin hidup dalam ketidakmampuan," ucapnya.
Menurutnya, keadaan ini diperparah dengan semakin marak pejabat elite pemerintah dan politik yang melakukan tindak korupsi. Kasus Century yang hingga saat ini belum ada kejelasan menjadi salah satu bukti pemerintahan SBY gagal menjalankan amanat rakyat.
Selain itu, SBY dinilai terlalu lamban dalam penanggulangan bencana. Salah satu contohnya, SBY tidak menetapkan bencana Gunung Sinabung sebagai bencana nasional, padahal ribuan rakyat telah menjadi korban.
"Hal yang aneh terjadi ketika uang yang seharusnya bisa untuk membantu korban, digunakan untuk membangun tenda presiden," tegasnya.
Aksi puluhan mahasiswa dari UIN, APMD, UST, dan Amikom yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Yogyakarta diwarnai pembakaran ban dan bendera Partai Demokrat. Seusai membacakan peryataan sikap, para mahasiswa lantas membubarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.