Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Mana Kubah Lava Saat Kelud Erupsi?

Kompas.com - 19/02/2014, 21:26 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI, KOMPAS.com — Kubah lava Kelud adalah material yang muncul di kawah danau saat Gunung Kelud meletus efusif pada 2007 silam. Lalu, ke mana kubah lava yang juga disebut sebagai Anak Kelud itu saat terjadinya letusan, Kamis (13/2/2014) lalu?

Penanggung Jawa Gunung Api Jawa Timur dan Jawa Tengah, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Umar Rosadi, mengatakan, Anak Kelud itu turut hancur berkeping-keping dan terlontar jatuh di sekitar puncak Gunung Kelud.

"Kubah itu hancur ikut terlontar bersama material lainnya saat erupsi," kata Umar, saat ditemui  di Pos Pantau Gunung Kelud, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Rabu (19/2/2014).

Umar menambahkan, selain menghancurkan kubah lava, erupsi tersebut juga memuntahkan beragam material vulkanis mulai bebatuan, uap air, hingga gas. Bahkan lontaran material tersebut mencapai 17 kilometer, lebih tinggi daripada erupsi tahun 1990, sekitar 8 kilometer.

Bebatuan yang terlontar meliputi batu andesit dan batu apung, atau disebut pamis. Batu andesit lebih padat karena kurangnya tekanan gas untuk menembus pori-pori batu. Berbeda dengan batu apung yang berongga banyak karena terdesak energi gas.

Hilangnya kubah lava di puncak Kelud, Umar menambahkan, menyebabkan timbulnya kembali kawah sebagaimana sebelum erupsi 2007. Meski demikian, menurutnya, belum ada data tentang luas maupun kedalaman kawah tersebut. "Saya baru melihat dari image hasil pencitraan satelit saja," ujarnya.

Kepala Pos Pantau Gunung Api Kelud, Khoirul Huda, mengaku menemukan serpihan batuan kubah lava seberat 1 kuintal. Penemuannya berada di sekitar 3,5 kilometer dari puncak kawah, tergeletak di tengah jalan. Batu itu saat ini disimpan di pos pantau. "Masih ada batuan yang lebih besar lagi. Posisinya di tengah kebun," kata Khoirul Huda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com