Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surono: Letusan Kelud Sama Besarnya dengan Merapi

Kompas.com - 14/02/2014, 14:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, dinilai sama besarnya dengan erupsi yang terjadi pada Gunung Merapi, Yogyakarta, tahun 2010 silam. Namun, ciri letusan Gunung Kelud berbeda dengan Merapi yang terus aktif selama satu bulan menyemburkan material.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Badan Geologi Surono di kantor Kepresidenan, Jumat (14/2/2014). "Tadi malam, pukul 22.50 itu letusannya sampai setinggi 17 kilometer, sama dengan Merapi tanggal 5 November 2010," ucap Surono.

Kompas.com/SABRINA ASRIL Kepala Pusat Badan Geologi Surono.
Surono menuturkan, material yang dikeluarkan Gunung Kelud malam tadi mencapai 100-200 juta meter kubik. Sedangkan Gunung Merapi menyemburkan material dari isi perutnya dengan jumlah itu selama satu bulan. "Kelud itu letusannya singkat," ungkap Surono.

Dia menceritakan, Gunung Kelud sempat erupsi pada tahun 1919. Letusan ini menimbulkan danau kawah di gunung itu. Pada tahun itu pula, 40 juta meter kubik ditumpahkan dari dalam perut Gunung Kelud dan menimbulkan korban hingga 5.000 jiwa.

Setelah itu, Gunung Kelud meletus kembali pada tahun 1966. Pada tahun 2007, Gunung Kelud yang bersifat eksplosif lagi-lagi erupsi dengan ciri letusan yang bersifat efusif (lelehan). Kejadian pada tahun 2007 kembali terjadi pada Kamis (13/2/2014) malam.

Letusan tadi malam, sebut Surono, memuntahkan lava pijar diiringi semburan abu vulkanik dan kerikil setinggi 17 kilometer. "Tadi malam, batu di tengah kawah yang selama ini ada di Gunung Kelud telah dilemparkan setinggi 17 kilometer," kata Surono.

Puncak aktivitas Gunung Kelud ini menyebabkan hujan abu vulkanik sampai ke Wonosobo, Cilacap, Purwokerto, hingga Bandung.

Sejarah letusan Gunung Kelud dapat dibaca di edisi khusus http://epaper.kompas.com dan http://www.cincinapi.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com