Menurut Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Mas'ud Ridwan, kasus Satinah merupakan persoalan harga diri bangsa sehingga patut disayangkan jika negosiasi yang dilakukan pemerintah dengan ahli waris mantan majikan Satinah sampai saat ini belum ada titik temu.
"Negosiasi yang sudah cukup lama ini seharusnya bisa dimaksimalkan, agar perjuangan yang dilakukan tidak sia-sia. Yang jelas, kasus Satinah termasuk harga diri bangsa Indonesia," katanya, saat dihubungi, Kamis (13/2/2014) malam.
Mas'ud membandingkan kasus Satinah dengan Corby. Pemerintah Indonesia dinilai belum maksimal dalam hal pendekatan jika terjadi suatu kasus yang menyangkut hubungan luar negeri.
"Kasus corby menurut saya jauh lebih berat dan berbahaya karena terkait kejahatan narkotika internasional, tetapi pemerintah kita bisa dibilang cukup lemah menangkap persoalan itu. Ini sama seperti Satinah yang seolah-olah tidak memperlihatkan hasil kerja yang maksimal," tandasnya.
Sementara itu, Paeri Al Feri, kakak kandung Satinah yang baru saja menjenguk Satinah di Arab Saudi mengatakan, pemerintah Indonesia serius dalam mengupayakan pembebasan Satinah.
"Yakin, pemerintah serius. Cuma (memang) uangnya terbatas memenuhi permintaan ahli waris," kata Paeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.