Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2014, 16:46 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com
— Harry A Poeze, pengarang buku biografi Tan Malaka empat jilid yang berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia, menilai, pihak yang melarang acara bedah buku sang revolusioner itu mestinya diberi sanksi oleh Pemerintah Indonesia.

"Pihak yang melarang acara bedah buku Tan Malaka itu seharusnya diberi sanksi oleh Pemerintah Indonesia, baik melalui atasannya jika oknum yang melarangnya itu intel polisi," jelas Harry A Poeze kepada Kompas.com saatditemui seusai mengisi bedah karangannya di ruang teater Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rabu (12/2/2014).

Sebelumnya, acara bedah buku Tan Malaka terpaksa batal digelar di Surabaya. Alasannya, kegiatan tersebut ditentang oleh Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur. Ketua Bidang Nahi Munkar FPI Jawa Timur, KH Dhofir, menilai Tan Malaka adalah tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Oleh karena itu, ia menilai bedah buku Tan Malaka lebih baik digelar di kampus karena kampus adalah tempat untuk belajar, dan buku tersebut dapat dikaji secara ilmiah.

"Kalau digelar di tempat umum kan sama saja dengan mengajak orang untuk berbuat tidak benar," kata Dhofir.

Sementara itu, Harry menilai, pelarangan buku hasil penelitiannya selama 42 tahun itu melanggar hak asasi manusia (HAM) dan tidak seharusnya terjadi di Indonesia. Selain itu, dia menilai Tan Malaka adalah salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia. "Tan Malaka adalah revolusioner dan pahlawan kemerdekaan Indonesia. Apa salahnya dibedah," katanya.

Menurutnya, pelarangan bedah buku Tan Malaka oleh polisi dan intel Surabaya karena ada tekanan dari pihak lain. "Pihak intel polisi melarang karena ada tekanan dari pihak lain. Seharusnya atasannya atau Pemerintah Indonesia memberi sanksi," tegasnya.

Teladan Tan Malaka

Sementara itu, acara bedah buku Tan Malaka yang berlangsung di kampus Universitas Brawijaya itu dihadiri ratusan mahasiswa dan para dosen dari berbagai perguruan tinggi di Kota Malang. Peserta terlihat antusias dan serius mendengarkan penjelasan Harry soal perjuangan Tan Malaka di Indonesia.

"Sosok Tan Malaka harus menjadi contoh dan teladan bagi generasi muda Indonesia. Semangatnya membela bangsa Indonesia cukup luar biasa," katanya.

Relevansi perjuangan Tan Malaka untuk anak muda saat ini pada sisi komitmen perjuangannya untuk membela bangsa. "Tanpa melihat bahaya dan ia adalah seorang revolusioner yang diburu. Ia seperti Che Guevara," jelasnya.

Harry menilai, untuk mencari sosok Tan Malaka di Indonesia saat ini terbilang sangat sulit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com