Kondisi demikian dikeluhkan oleh para sopir angkutan umum dan barang yang melintasi rute dua kota tersebut. Pasalnya, meski para sopir berusaha bermanuver tetap saja ada beberapa titik berlubang yang sulit dihindari karena jumlahnya terlalu banyak.
"Jalanan ibarat papan dakon, lubang ada di mana-mana. Apalagi sejak musim hujan ini, makin banyak," ujar Solikin, salah satu sopir angkutan jurusan Ungaran-Gunungpati, yang sedang berada di Pasar Bandarjo, Ungaran, Sabtu (8/2/2014) siang.
Kondisi jalan yang rusak, ujar Solikin, berimbas pada menurunnya penghasilan para sopir. Selain biaya perawatan dan penggantian onderdil makin sering dilakukan, waktu tempuh juga menjadi semakin lama.
"Wah jelas akeh pengaruhe (banyak pengaruhnya). Pertama perjalanan lebih lama, jadi ritnya berkurang. Banyak terjadi kecelakaan akibat jalan rusak dan berlubang ini," katanya.
Di jalur tersebut terdapat sejumlah titik yang cukup parah. Di antaranya yang terdapat di turunan dan tanjakan Jurang Dampit serta simpang tiga Sumur Jurang menuju kampus Unnes Sampangan.
Seorang pengendara sepeda asal daerah tersebut, Solikin, memilih menghindari perjalanan malam karena khawatir terperosok.
"Meskipun saya sudah hafal jalannya, saya berusaha pulang jam empat. Sebab kalau malam sulit mencari bagian jalan yang mulus," tuturnya.
Baik Solikin maupun Izudin berharap jalur Ungaran-Gunungpati ke depan dibuat dengan konstruksi yang lebih kuat lagi. Sebab jalur ini merupakan jalur alternatif utama Semarang - Yogyakarta/Solo yang cukup padat dan tiap tahun mengalami kerusakan yang sama.
"Mungkin dibeton seperti jalur Semarang-Solo yang lewat jalur utama Ungaran kota," tambah Izudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.