Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Pasang Surut Pantai Karangantu Banten Fenomena Biasa

Kompas.com - 07/02/2014, 12:20 WIB
SERANG, KOMPAS.com - Surutnya perairan pantai Karangantu, Serang, Banten, yang terjadi setiap hari karena fenomena pasang surut biasa.

"Surutnya itu fenomena pasang surut biasa, kadang terjadi siang, malam atau waktunya tidak menentu," kata Kepala BMKG Serang Parmin di Serang, Jumat (7/2/2014).

Menurutnya, pasang surut air laut di Karangantu biasa terjadi pada siang hari sekitar pukul 10.00 WIB, atau malam hari. Surutnya air laut juga seperti biasa tidak sampai terjadi hingga satu kilometer.

"BMKG sudah mengecek ke lokasi dan meminta keterangan warga, memang itu biasa surut seperti itu, terutama pada siang hari," katanya.

Pantauan di lokasi Pantai Karangantu air kondisi ketinggian air laut nampak seperti biasa tidak terlihat surut ataupun mengering. Aktivitas para nelayan juga seperti biasa ada yang keluar masuk pelabuhan, puluhan kapal nelayan juga seperti biasa bersandar di pelabuhan nelayan tersebut.

Petugas Pos Polair Polres Serang Brigadir Rahmat Parlagutan mengatakan, surutnya air laut di Pantai Karangantu biasa terjadi setiap hari mulai siang sekitar pukul 11.00 WIB sampai sore pukul 18.00 WIB dan juga terjadi pada malam hari.

Namun karena saat ini kondisinya musih hujan, sehingga lumpur yang berada di pinggir pantai lebih banyak dan saat airnya surut lumpurnya tampak lebih banyak.

"Surutnya seperti biasa aja setiap hari juga terjadi. Saya tidak melihat ada ikan pada mati di sini," kata Rahmat.

Menurutnya, memang jika saat airnya surut, banyak kapal nelayan yang tidak bisa lewat karena lumpurnya tinggi. Banyaknya lumpur tersebut disebabkan karena hujan, sehingga lumpur terbawa air sungai Cibanten yang masuk ke arah pantai Karangantu.

Ia mengaku banyak warga yang menanyakan kondisi pantai Karangantu, karena menurut pemberitaan di media air laut di Pantai Karangantu surut tidak seperti biasanya.

"Saya setiap mantau di sini. Tidak ada apa-apa, surut seperti biasa aja. Memang biasanya lumpurnya dikeruk, tapi tahun ini tidak dikeruk jadi lumpurnya menumpuk" kata Rahmat.

Darman salah seorang nelayan Karangantu juga mengaku aktivitas nelayan di Karangantu seperti biasa, karena tidak terganggu kondisi air yang surut.

"Biasa aja tidak ada apa-apa, air surut itu menag biasa karena air laut kan pasang surut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com