Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusak Ikon Islam, Proyek Hotel di Islamic Centre Diprotes

Kompas.com - 06/02/2014, 18:10 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Warga Samarinda, Kalimantan Timur, menyesalkan kebijakan Pemerintah Kota Samarinda terkait rencana pembangunan hotel di kompleks Islamic Centre.

Pembangunan hotel tersebut dinilai merusak ikon Islam yang sudah melekat untuk masjid yang disebut-sebut terbesar se-Asia Tenggara itu.

Tak tanggung-tanggung, ribuan warga bersiap konvoi mendatangi lembaga-lembaga pemerintahan, seperti Kantor Gubernur Kaltim, Kantor Wali Kota, Kantor DPRD Kaltim, Kantor DPRD Samarinda, dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Samarinda.

Dalam aksi itu, warga akan menyerahkan ribuan tanda tangan penolakan pembangunan hotel. Koordinator warga, Datu Hairil Usman, mengatakan, sudah sepekan mereka menampung keberatan dalam bentuk tanda tangan penolakan di rumahnya di Jalan Anggi, tepat di samping kompleks Islamic Centre.

Datu mengaku tidak menyangka dalam waktu singkat ada ribuan orang yang datang menyumbangkan tanda tangan, bahkan semua siap mengikuti konvoi penolakan dan berkeliling Samarinda.

“Sejauh ini, sudah ada 50 RT se-Samarinda yang sudah datang memberi dukungan. Mereka tegas menolak dengan pembangunan hotel di samping Masjid Islamic Centre. Karena hotel meski dibangun dengan nuansa Islam, tapi siapa yang tahu syariah atau tidak,” tegasnya, Kamis (6/2/2014).

“Hotel berbintang? Pasti gedungnya besar, pasti tingginya di atas 15 lantai. Lalu nilai keislamannya di mana,” ujarnya.

Datu menilai akan sulit untuk melakukan fungsi kontrol oleh masyarakat. Apalagi pembangunannya dilakukan oleh investor asing, tentu saja bisa melabrak kultur lokal maupun kultur keislaman. “Yang lucu, ada statement dari Wakil Wali Kota. Dia bilang mau mencontoh masjid di Nabawi. Depan masjid ada hotel dan mal, hallowww… ini Kalimantan, tolong jangan samakan dengan negara lain,” ketusnya.

Datu menyatakan, warga berharap lahan kosong di sisi kanan Masjid Islamic Centre dibangun pusat pendidikan Islam, bukan hotel, sehingga kompleks tersebut benar-benar menjadi pusat Islam untuk Kaltim.

Diketahui, Masjid Islamic Centre selalu banyak dikunjungi wisatawan. Mereka yang datang ingin melihat kemegahan Masjid Islamic Centre. Tak heran jika Masjid Islamic Centre sering disebut wisata religi. Di masjid ini juga terdapat menara setinggi 99 meter yang menarik wisatawan karena disediakan lift untuk naik ke puncaknya.

Namun, Pemkot Samarinda mengeluarkan izin peruntukan lahan di samping Masjid Islamic Centre. Rencananya, selain hotel juga akan dibangun pusat perbelanjaan. Saat ini, proses pembangunan hotel sudah masuk tahap kajian analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com