Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Stiker Percaya Diri "Nyaleg" di Nomor Urut 1

Kompas.com - 05/02/2014, 15:58 WIB
Ari Himawan Sarono

Penulis


TEGAL, KOMPAS.com - Plastik-plastik kecil berisi siker motor berbagai ukuran setiap hari menemani Mochamad Faisol, warga Kelurahan Panggung, Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah. Faisol merupakan salah seorang pedagang kaki lima (PKL) di kompleks pasar malam di sekitaran Stasiun Tegal.

Di balik penampilannya yang sederhana, pria berusia 43 tahun ini merupakan calon anggota legislatif DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk daerah pemilihan (dapil) IV, Tegal Timur, Kota Tegal. Meski berasal dari orang pinggiran, Faisol diusung oleh partainya menjadi caleg nomor 1 di dapilnya.

Setiap calon pembeli yang mampir di lapaknya, selalu terselip pertanyaan alamat rumah. Hal itu dilakukan untuk mengetahui calon pembeli berasal dari daerah pemilihannya atau bukan.

"Siapa tahu ada pembeli yang datang dari dapil pencalonan (Tegal Timur), jadi bisa sekalian sosialisasi, memberi tahu visi misi, sambil membagikan stiker dirinya, berharap bisa memilih," ujar Faisol di lapaknya, Rabu (5/2/2014).

Menurut Faisol, menjadi calon anggota legislatif memang memerlukan dana besar untuk menggalang massa dan sosialisasi pemilih. Namun, pria yang sudah 14 tahun sebagai pedagang stiker ini ingin membuktikan uang bukanlah segalanya.

"Usai berdagang, saya bersama kerabat dan relawan setiap hari 'blusukan' minimal 40 rumah untuk sosialisasi," katanya.

Sebagai PKL, Faisol bahkan tidak banyak mengeluarkan uang karena ada sokongan dana dari relawan yang setia membayar percetakan untuknya. Sebagai mantan ketua Organisasi Pedagang Kaki Lima Alun-alun Tegal, Faisol yakin punya basis pemilih di kalangan teman seprofesinya.

“Untuk menyampaikan aspirasi pedagang,” lanjut Faisol ketika ditanya tujuan utama mencalonkan diri.

Dia menjelaskan, pengalaman lalu saat beraudiensi dengan anggota dewan membuatnya ingin mencalonkan diri. Menurutnya, dewan kerap mengesampingkan kepentingan pedagang.

“Dulu saat PKL Taman Poci dipindah ke areal lapangan PJKA, dewan malah cuci tangan,” tukasnya.

Pria yang berpenghasilan sekitar Rp 100.000 per hari ini mematok suara sebanyak 5.000 dari warga di Kecamatan Tegal Timur.

“Kursi dewan ada 9, sementara pemilih ada 57.600. Jumlah suara sah di pileg 2009 hanya 28.000, jadi minimal harus mendapatkan 4.200 suara,” kata dia.

Sementara istrinya, Fadar Eli Rosinta (36), mendukung penuh karir politik suaminya. “Tidak khawatir, malah membantu kampanye, dan optimis menang,” kata Eli.

Faisol berjanji, apabila terpilih nanti dia akan tetap buka lapaknya sebagai pedagang stiker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com