Hal itu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dampak gempa berkekuatan 6,5 SR itu terhadap letak candi. Mereka berkeliling ke beberapa lantai candi, kemudian meneliti serta mengukur dengan seksama setiap dinding candi menggunakan alat khusus. Seperti GPS, total station dan inklimometer.
“Kita bisa mengetahui perubahan letak candi secara astronomis menggunakan GPS ini. GPS disambungkan dengan satelit terlebih dahulu. Sedangkan inklinometer ini digunakan mengukur pergerakan tanah," papar Marsis Sutopo, Kepala Balai Konservasi Borobudur, Senin (27/1/2014).
Marsis menjelaskan, data yang diperoleh setelah pengukuran ini nantinya akan dibandingkan dengan data terakhir kondisi candi sebelum gempa. Dengan demikian, akan dianalisa apakah ada pergeseran yang cukup signifikan atau masih dalam toleransi.
Selain menggunakan GPS, Marsis menjelaskan, pengukuran juga dilakukan secara manual, misalnya pengukuran titik tinggi candi Borobudur apakah ada titik tertentu yang meleset atau tidak. Marsis berujar, pemantuan serupa juga dilakukan terhadap candi-candi lain yang ada di Kabupaten Magelang, seperti candi Mendut dan candi Pawon di Kecamatan Mungkid yang terletak sekitar satu kilometer dari candi Borobudur.
"Semua akan kami kaji secara komprehensif. Hasilnya kira-kira akan diketahui tiga sampai empat hari ke depan," ucap Marsis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.