SUBANG, KOMPAS.com - Banjir dan genangan sepanjang pekan lalu menyebabkan 3.000 lubang dan bopeng di sepanjang jalan utama jalur pantai utara Jawa. Survei Kementerian Pekerjaan Umum menyebutkan, kerusakan jalan negara terjadi di bagian barat, tengah, dan timur Pulau Jawa hingga Pulau Madura.

Penelusuran yang dilakukan Kompas di wilayah Karawang, Subang, dan Indramayu, Jawa Barat, serta secara terpisah di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu hingga Minggu (26/1/2014), menemukan lubang-lubang yang sangat membahayakan pengguna jalan.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum Danis H Sumadilaga, saat dihubungi di Subang, kemarin, mengungkapkan, jumlah lubang sebagai tanda kerusakan jalan mulai dari Jakarta hingga Semarang, Jawa Tengah, sebanyak 3.000 lubang. Angka itu masih angka sementara.

”Survei terus dilakukan. Jumlahnya dipastikan bertambah karena ada kawasan yang masih banjir atau tergenang. Wilayah Jateng ke timur hingga Madura surveinya juga tengah dilakukan,” kata Danis.

Penelusuran kemarin, kerusakan terjadi di badan jalan dan pembatas jalan. Di wilayah-wilayah yang banjir, pekan lalu, sejumlah pembatas jalannya rompal. Kedalaman lubang bervariasi hingga 25 sentimeter. Badan jalan juga ada yang ambles, misalnya di Desa Mandalawangi, Sukasari, Subang, tepatnya di Kilometer 128, dan sudah dipasangi pelat besi serta akan diperbaiki lebih lanjut. Ruas jalan di Simpang Jomin, Karawang, juga bergelombang dengan aspal yang mengelupas.

Aneka kerusakan itu pun menghambat perjalanan angkutan manusia dan barang. Sopir kendaraan roda empat harus mengurangi laju kendaraan dan antre untuk melewati lubang-lubang yang menganga di badan jalan. Pengguna kendaraan roda dua berjibaku menghindari lubang-lubang itu daripada celaka di jalan.

Di sepanjang jalan Kiajaran Wetan hingga Eretan, Kabupaten Indramayu, median jalan dijebol warga untuk melancarkan arus air bah yang deras. Hingga Minggu sore, genangan air di jalur pantura Indramayu sudah surut. Kerusakan di jalan nasional itu pun makin jelas terlihat. Selain median jalan yang rusak, jalan pantura Indramayu juga berlubang parah.

Sejumlah pekerja dengan alat-alat berat, seperti alat keruk dan traktor, juga masih dikerahkan untuk memperbaiki jalan pantura Subang. Segmen jalan itu ambles pada Selasa malam sehingga menimbulkan rekahan selebar 4 meter yang membelah jalur pantura. Kerusakan jalan itu pada Selasa hingga Kamis mengakibatkan arus lalu lintas di jalur tersebut tersendat dan macet total.

Dua lembar pelat baja yang dilapisi dengan anyaman bambu di atasnya dipakai untuk menutup lubang jalan yang ambles. Meski demikian, penutupan itu belum bisa dilakukan sepenuhnya karena hanya separuh bagian yang tertutup. Separuh bagian jalan lainnya masih berlubang.

Jalan rusak itu memicu kemacetan panjang dari arah Pamanukan hingga Ciasem. Panjang antrean kendaraan mencapai 11 kilometer.

Di Kudus, Jawa Tengah, antrean truk yang mengular akibat jalan pantai utara terkena banjir mulai terurai. Meski demikian, kendaraan pribadi belum dapat melalui jalan yang menjadi urat nadi ekonomi nasional itu karena masih tergenang banjir setinggi 30-70 sentimeter.

Sementara itu, pembangunan jalan darurat dengan pengurukan batu kricak juga tengah berlangsung. Dari target 1 kilometer, pada Minggu sore telah rampung sepanjang 950 meter.

Pembangunan jalan darurat di jalan pantai utara Kudus dikebut. Jalan itu dibangun untuk mengurangi ketinggian banjir agar kemacetan lalu lintas di jalan yang merupakan urat nadi ekonomi nasional itu segera terurai.
Penanganan

Kementerian Pekerjaan Umum terus mengidentifikasi kerusakan dan menangani kerusakan tersebut.

Menurut Danis, dari hasil perhitungan Kementerian PU, pihaknya menyiagakan minimal tiga grup dengan anggota 20 orang di setiap grup pada setiap segmen jalan untuk menangani kerusakan.

”Penanganan penambalan menunggu cuaca membaik. Pengurukan dan penambalan sudah dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah,” kata Danis.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotma Simanjuntak menyatakan, aktivitas perhubungan, termasuk mobilitas manusia, terganggu akibat banjir.

Kerusakan jalan akibat hujan dan banjir di Jakarta merusak kualitas jalan. Lapisan aspal mengelupas, meninggalkan lubang yang menganga. Kondisi seperti ini amat membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Di Jakarta Barat, Kasudin PU Jalan Jakarta Barat Sisca Herawati mengatakan, mutu jalan tak sesuai aturan, tercatat ada 1.818 jalan rusak dan sebanyak 359 ruas jalan rusak berat.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang mencatat, 20 persen jalan di wilayah itu rusak akibat curah hujan yang cukup tinggi dan banjir.

Menanggapi kondisi di pantura, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarders Indonesia Iskandar Zulkarnain mengatakan, pemerintah perlu mengubah pola pikir dari darat menjadi laut. (A06/A07/BEN/HEN/REK/PIN/WIN)